Akibat Debu Batu Bara PT OSS, Sejumlah Warga Mulai Terserang Penyakit

Pena Daerah820 views

PENASULTRA.COM, KONUT – Warga Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara (Konut) menggelar aksi protes terkait adanya polusi debu batu bara dari PT Obsidian Stainless Steel (PT OSS). Sejumlah warga tersebut menggelar aksi protes di jalan hauling PT OSS perbatasan Konawe – Konut pada Senin, 22 Februari 2021. Akibatnya, aktivitas hauling perusahaan tersebut lumpuh sementara waktu.

Dalam aksi tersebut, sejumlah warga menggandeng Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa (Hippma) Motui. Hal ini merupakan bentuk protes terhadap perusahaan industri PT OSS. Pasalnya, warga merasa pihak perusahaan tidak memiliki niat baik untuk mengatasi polusi debu batubara yang mengepung kecamatan Motui. Padahal, masalah tersebut sudah beberapa kali dibahas bersama perusahaan.

“Masalah debu batu bara ini sudah enam kali pertemuan dengan pihak PT OSS. Tapi sampai hari ini belum ada realisasi untuk penanganannya. Tidak ada solusi sama sekali,” ujar koordinator aksi, Ikbal.

Dia mengungkapkan bahwa masalah polusi debu batu bara harus segera diselesaikan, karena dapat mengganggu kesehatan warga Motui utamanya balita yang kini mulai terserang penyakit akibat debu batubara PT OSS tersebut.

“Kami mendesak PT OSS untuk menghilangkan debu batubara yang menggerogoti wilayah kami. Kami terancam kerusakn fungsi pernapasan jika ini berlangsung lama,” imbuhnya.

Dia juga mengungkap bukan hanya polusi debu batubara yang harus diatasi. Namun pihaknya juga mendesak perusahaan untuk menertibkan pembuangan limbah PLTU.

“Limbah PLTU dibuang kesungai. Secara kasat mata bisa kita liat sungainya mulai tercemar,” ucap Ikbal.

Aksi protes belasan mahasiswa asal Motui ini sempat memanas. Aksi saling dorong antara pihak mahasiswa dengan security PT OSS yang berjaga dilokasi unjuk rasa pun tak bisa dihindari. Security perusahaan berusaha menghalau mahasiswa ketika hendak membakar ban di jalan hauling. Suasana redam setelah pihak Polres Konawe menemui pendemo. Aktifitas di jalan hauling kembali berjalan normal setelah mahasiswa diarahkan menuju kantor PT OSS.

Dihari yang sama kepala desa se-kecamatan Motui juga menyambangi pihak manajemen perusahaan PT OSS di kecamatan Morosi. Para kepala desa juga membawa aspirasi warganya agar masalah polusi debu batubara di Kecamatan Motui segera mendapatkan solusi.

Sayangnya, pertemuan para Kades dengan pihak manajemen PT OSS berlangsung tertutup. Pihak PT OSS tidak membolehkan wartawan untuk melakukan peliputan di dalam ruang pertemuan.

Penulis: Zakki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *