Aliansi Masyarakat Sultra Komitmen Tolak Paham Radikal dan Intoleran

Pena News789 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Aliansi Masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terbentuk dari enam oragnisasi masyarakat (ormas) komitmen menolak berkembangnya paham radikal dan intoleran di bumi anoa.

Keenam ormas tersebut yakni Persatuan Masyarakat Tolaki (PMT) Sultra, Poros Muda Sultra, LPPK Sultra, Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formasi) Sultra, Lembaga Bantuan dan Penegakan Hukum (LBPH) Sultra dan Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa (Hippma) Konawe Selatan (Konsel).

Ketua Aliansi Masyarakat Sultra, Supriyadin mengatakan, radikalisme merupakan paham yang sangat berbahaya dan sedang menyusupi persatuan dan kesatuan bangsa.

“Terkadang kepentingan pribadi kemudian dibawah-bawah ke ranah organisasi dan kelompok lainnya. Ini yang harus disadari dan diantisipasi sejak dini,” kata Supriyadin, Jumat 20 Oktober 2019.

Menurut Persatuan Masyarakat Tolaki (PMT) Sultra ini, radikal bisa berakibat pada pembunuhan karakter. Karena sistem kerja para penyebar radikalisme ini menyerang sistem pemerintahan dan bernegara yang saat ini sudah baik.

Olehnya itu, pihaknya mendorong program Kementerian Agama RI yang membatasi lahirnya organisasi-organisasi, terutama yang berkedok agama.

“Ini harus kita cegah karena di Sultra sudah mulai muncul potensi paham radikal ini. Ini yang harus kita cegah sejak dini sebelum benar-benar muncul,” ungkapnya.

Senada, Ketua Formasi Sultra, Saiman mengatakan, kata radikal sudah dipahami di kalangan masyarakat, sebagai paham yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Olehnya itu, menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama dalam memerangi radikalisme. Sebelum benar-benar ada harus kita cegah lebih dini.

“Radikalisme ini jelas sangat berbahaya dan membawa dampak negatif terhadap ideologi Pancasila. Untuk itu, kami menolak keras hadirnya paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila,” jelas Saiman.

Radiklisme, katanya, akan merusak tatanan bernegara, karena bisa memasuki setiap aspek kehidupan rakyat Indonesia. Bahkan, terkadang masuk di skema keagamaan dan pelosok pendidikan.

“Kedepannya, kami dari konsorsium akan tetap bersama-sama seluruh lapisan masyarakat untuk memberantas paham radikal dan intoleran,” ujar Saiman.

Sementara itu, Ketua Poros Muda Sultra, Jeffry berharap, Sultra yang memiliki banyak etnis dan menjunjung tinggi keberagaman harus tetap kondusif dan aman di tengah banyaknya isu-isu dan tindakan yang mencoba menjatuhkan ideologi Pancasila.

“Pancasila itu digodok para petinggi-petinggi agama, sehingga keliru rasanya jika ada kelompok yang menginginkan terjadinya perubahan ideologi bangsa,” ujarnya.

“Kalau ada suatu organisasi dan paham yang menentang Pancasila, maka itu saja mereka telah melawan kita. Indonesia ini sudah cukup harmonis dan menjujung tinggi toleransi serta menghargai keberagaman, maka harus dijaga,” tambahnya.

Untuk itu, kedepan ia akan merangkul berbagai ormas bahkan pemerintah daerah (pemda) untuk ikut menolak paham radikal di Sultra.

Penulis: Yeni Marinda