Arcandra Tahar Resmikan Groundbreaking Smelter PT Ceria Nugraha Indotama

Pena Bisnis1,528 views

PENASULTRA.COM, KOLAKA – Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ir Arcandra Tahar dan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi meresmikan pencanangan pemancangan tiang pertama pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) feronikel PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) di Kelurahan Samaenre Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sultra, Sabtu 15 Juni 2019.

Dalam sambutannya, Arcandra berharap kekayaan alam Indonesia dapat dikelola oleh putera-puteri terbaik bangsa termasuk teknologi yang dikembangkan.

“Dana investasi juga adalah para investor dalam negeri kita sendiri. Terakhir hasilnya juga untuk kebaikan dalam negeri. Empat aspek ini harus dilakukan. Ini adalah industri besar, semoga tidak hanya dinikmati oleh orang dalam smelter, tetapi beri akses ke masyarakat juga,” kata Arcandra, Sabtu 15 Juni 2019.

Pembangunan smelter ini adalah implementasi dari undang-undang (UU) Nomor 5 tahun 2019 tentang Minerba. Mewakili masyarakat Sultra, Gubernur Sultra, Ali Mazi meminta petunjuk kepada Menteri agar diberi ruang untuk berkonsultasi terkait solusi pertambangan di Sultra.

Menurutnya, Sultra punya banyak potensi dan sumber daya alam, namun hingga saat ini belum memberikan kontribusi atau manfaat bagi kepentingan masyatakat.

“Sultra ada kurang lebih 393 IUP namun hampir semua ini bermasalah. Inilah kami butuh ruang dari pak menteri. Semoga PT Ceria ini nantinya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,” harap Ali Mazi.

Hal ini pun memantik Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama, Derian Sakmiwata untuk menjawabnya. Kata Derian, jika PT Ceria telah beroperasi nantinya, ada tiga kontribusi langsung yang diberikan guna kesejahteraan masyarakat.

Foto bersama usai peresmian pencanangan pemancangan tiang pertama pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) feronikel PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria). FOTO: Ewit Diskominfo Sultra

Pertama, pembayaran pajak dan non pajak senilai 1,93 miliar dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp28 triliun selama 20 tahun pertama operasi smelter.

Kedua, penggunaan 5000 tenaga kerja yang sebagian besar direkrut dari putera-puteri daerah khususnya Kolaka.

“Dan yang ketiga, program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat sekitar Rp10 miliar per tahun,” kata Derian.

Menurutnya, untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan mobil listrik, PT Ceria juga telah menyelesaikan studi kelayakan untuk membangun proyek hidrometalurgi dengan investasi 973 juta dollar Amerika Serikat atau setara Rp13 triliun guna menghasilkan kobalt, komponen utama baterei mobil listrik.

“Proyek pembangunan smelter ini untuk turut serta membantu pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi dan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat,” tukas Derian.

Untuk diketahui, dalam acara peresmian ini turut pula dihadiri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Syafruddin dan Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM Akhmad Syakhroza.(b)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed