Baubau ‘Diserang’ Penyakit Difteri, KNPI Bilang Begini

PENASULTRA.COM, BAUBAU – Masyarakat Kota Baubau dihebohkan adanya berita di media sosial (medsos) yang menyebutkan bahwa ada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Baubau meninggal dunia akibat penyakit difteri.

Menanggapi informasi yang berkembang tersebut, Wakil Ketua Bidang Kesehatan KNPI Kota Baubau dr. Ld. Achmad A.M mengigatkan kepada masyarakat Baubau agar tidak perlu menanggapi informasi itu serta tidak perlu panik.

Dikatakannya, pasien yang menderita penyakit difteri rujukan dari Sampolawa Kabupaten Buton Selatan tersebut kabarnya telah meninggal dunia di ruang isolasi RSUD Palagimata Kota Baubau.

Kemudian lanjutnya, terkait pemberitahuan tentang seluruh masyarakat perlu menggunakan masker akibat dari wabah bakteri penyebab penyakit difteri yang telah mencemari seluruh Kota Baubau tidak perlu ditanggapi. Sebab yang perlu diketahui, tidak separah itu juga penyakit tersebut mencemari udara. Namun ada baiknya memakai masker untuk menghindari penularan.

“Kabar tersebut termasuk KLB (kejadian luar biasa) yang perlu dikaji ulang. Karena tidak memenuhi unsur yang diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.949/MENKES/SK/VII/2004 dan harus mengacu pada kriteria tentang KLB yang diatur dalam keputusan Dirjen No.451/91 tentang pedoman penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa,” ujar Alumni Mahasiswa Kedokteran UMI Makassar ini, Sabtu 26 Mei 2018.

Achmad menjelaskan, yang perlu diketahui disini bahwa anak yang terpapar penyakit seperti itu perlu ditelusuri jangan sampai belum pernah di imunisasi sewaktu bayi sampai balita atau dapat dikatakan tidak disiplin mengikuti kegiatan Posyandu di daerah sekitar tempat tinggalnya.

“Penyakit itu bukanlah penyakit baru. Dimana pencegahannya dengan melakukan vaksin yang rutin pada balita,” ungkap mantan kader HMI Komisariat Kedokteran UMI itu.

Ia menganjurkan agar melakukan vaksin pada anak sebanyak lima kali yaitu saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan usia 4 sampai 6 tahun. Bila vaksin yang diterima sudah lengkap, seseorang dapat terhindar dari penyakit tersebut.(b)

Penulis: Amrin Lamena
Editor: La Basisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *