Berikut Kronologi dan Identitas Mahasiswa FKIP UHO yang Meninggal di Batu Gong

Pena Pendidikan3,162 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Sebanyak 10 mahasiswa angkatan 2019 Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskes Rek) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari terseret ke laut saat mereka sedang melakukan Ujian Praktik sekaligus rekreasi di Pantai Batu Gong, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Minggu, 11 Juli 2021.

Dari 10 mahasiswa itu, 8 orang selamat, 1 orang meninggal dunia dan 1 orang belum ditemukan serta masih dalam proses pencarian oleh pihak Basarnas Kendari, pihak kepolisian dan masyarakat sekitar.

Salah satu mahasiswa Penjaskes Rek FKIP UHO, Aknan, saat dikonfirmasi awak media ini menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan praktik mata kuliah belajar motorik sekaligus rekreasi. Mereka berangkat ke Pantai Batu Gong bersama salah satu dosen berinisial AA sekitar pukul 10.00 Wita dengan jumlah kurang lebih 100 orang.

“Semua angkatan 2019, jam 9 kita kumpul dulu di kampus, dan jam 10 kita berangkat. Sekitar 100 lebih yang berangkat. Tiba di sana kita bakar-bakar ikan, tujuannya sebenarnya tadi mau praktik tapi saya kurang tau juga karena cuaca juga kurang mendukung, jadi tidak ada praktik tadi”, jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa salah satu teman mereka yang bernama Muh Fairuz Nisam meninggal dunia saat tenggelam karena terseret ombak sekitar pukul 16.00 Wita.

“Tadi tinggi air, baru kencang ombak. Yang meninggal itu dari Kendari, di Andonuhu rumahnya”, ungkapnya.

Humas Basarnas Kendari, Wahyudi, dalam rilis persnya menyampaikan bahwa hingga pukul 22.00 Wita masih ada 2 orang korban yang belum ditemukan.

Kedua korban itu bernama Robin, jenis kelamin laki-laki merupakan mahasiswa Penjaskes Rek FKIP UHO, dan Muh Akhir, jenis kelamin laki-laki, salah satu warga Desa Toolawawo, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe.

“Hingga pukul 22.00 wita Operasi SAR dihentikan sementara dengan hasil nihil dan akan dilanjutkan besok pagi pada pukul 06.00 wita”, jelas Wahyudi.

Menurut informasi yang dihimpun media ini, Muh Akhir, salah satu korban yang belum ditemukan itu merupakan warga yang ikut menolong tenggelamnya mahasiswa UHO itu.

“Adapun kronologis kejadian bahwa mahasiswa UHO yang berada di pintu 2 pantai Batu Gong turun ke laut untuk berenang dengan kondisi laut yang berombak kurang lebih 2 meter. Dan selanjutnya korban hanyut terbawa ombak dan bagi rekannya dan warga setempat yang melihat kejadian tersebut langsung mengambil langkah untuk menolong. Namun menurut informasi salah satu warga Desa Toolawawo, Kecamatan Lalonggasumeeto, yang bernama Muh Akhir yang ikut menolong hingga saat ini juga belum ditemukan”, kata Kapolsek Lalonggasumeeto dalam laporan tertulisnya yang diterima Media ini.

Sementara itu, Dekan FKIP UHO, Jamiluddin, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa bersama salah satu dosen Penjaskes Rek yang hingga menimbulkan peristiwa nahas itu tanpa sepengetahuan pihak Jurusan maupun Fakultas.

“Saya tanya ketua jurusan, juga tidak ada izin dari ketua jurusan”, ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa saat suasana pandemi seperti sekarang ini tidak diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan kuliah maupun praktik secara tatap muka apalagi di luar kampus.

“Yang jelas kegiatan ini diluar izin fakultas. Kita tidak pernah memberi izin untuk kuliah offline. Jadi kegiatan yang dilakukan salah satu oknum dosen itu kegiatan liar”, tegasnya.

Olehnya itu kata Jamiluddin, jika ada dosen yang membawa mahasiswa di luar kampus maka yang bertanggung jawab adalah dosen yang bersangkutan.

Penulis: Husain

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *