Bupati Konkep Sesalkan Polisi dan Satpol PP Bentrok Warganya

Pena Daerah1,087 views

PENASULTRA.COM, WAKATOBI – Bentrokan yang terjadi antara pihak Kepolisian bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan massa aksi penolak aktivitas pertambangan di Konawe Kepulauan (Konkep) pada Rabu 6 Maret 2019 lalu di Kantor Gubernur Sultra masih saja menjadi pembahasan hangat.

Tidak sedikit yang menyayangkan bahkan mengecam sikap represif Satpol PP dan pihak Kepolisian tersebut. Tak terkecuali Bupati Konkep, H. Amrullah sendiri. Kata Amrullah, semua diluar kendali.

“Kita sangat menyayangkan hal itu terjadi. Semua diluar kendali. Warga saya kalau turun demo di Konkep, saya selalu arahkan pihak pengamanan untuk tidak terprovokasi sehingga selalu saja tidak ada perlakuan yang anarkis,” tutur H. Amrullah saat ditemui usai acara hari puncak HPSN 2019 di Wakatobi, Minggu 10 Maret 2019.

Sebelum demo berujung bentrok terjadi, Amrullah menyebut bahwa pihaknya telah melayangkan surat terkait penolakan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Konkep kepada Gubernur Sultra untuk diteruskan ke pemerintah pusat.

Namun, Amrullah mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena semua bukan kewenangan bupati tapi kewenangan provinsi.

“Kami tidak bisa melangkah terlalu jauh. Kan, sebelum demo ke kantor gubernur, ke saya dulu. Saya sudah rekomendasikan aspirasi itu ke Pemprov Sultra dan ditembuskan ke pusat. Hasilnya itulah kemarin rapat yang dibahas Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) di Kementerian Agraria Tata Ruang (ATR) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Republik Indonesia (RI),” bebernya.

Meski tak hadir dalam rapat pembahasan RTRW bersama pihak terkait, Amrullah menyebut simpulan rapat akhirnya memutuskan tidak ada ruang untuk aktivitas pertambangan di Kepulauan Wawonii tersebut.

“Yang kami usulkan katanya hasilnya diputuskan tidak ada ruang untuk tambang di Konkep. Sesuai visi misi kami. Tapi baru sebatas usul, semua belum ada keputusan di pusat. Soalnya saya tidak hadir dalam rapat itu staf saya yang pergi, dan belum bertemu langsung sama beliau,” imbuhnya.(b)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed