Datangkan Sengsara, Warga Minta Aktivitas Panca Logam Dihentikan

PENASULTRA.COM, BOMBANA – Ratusan masyarakat Desa Wumbubangka, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan aksi demonstrasi di kantor PT. Panca Logam Nusantara (PLN), Selasa 31 Juli 2018.

Dalam tuntutannya, mereka mendesak agar pemerintah segera menghentikan segala aktivitas penambangan yang dilakukan PT. Panca Logam Group.

Massa yang tergabung dalam Front Masyarakat Wumbubangka Bersatu itu menilai, aktivitas PT. PLN bersama PT. Anugrah Alam Buana Indonesia (AABI) lebih banyak mendatangkan kesengsaraan dari pada asas manfaat.

“Keuntungan hanya menjadi milik pengusaha atau investor dan pemerintah yang bersekutu dengannya,” ucap Zulzaman, salah seorang koordinator aksi saat menggelar demonstrasi di Kantor PT. PLN di Bombana, Selasa 31 Juli 2018.

Zulzaman juga menyayangkan tidak adanya upaya dari perusahaan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat Wumbubangka. Justru, kata dia, masyarakat kehilangan akses air untuk mengairi lahan pertanian.

“Warga kesulitan mendapatkan air karena bendungan masyarakat di Desa Wumbubangka rusak akibat ulah perusahaan,” ujar Zulzaman.

Selain persoalan tersebut, kesenjangan antara perusahaan dan kurang lebih 40-an mitra kerja (pemilik mesin) juga muncul ke permukaan. Walhasil, para penambang emas yang beroperasi di atas lahan izin usaha pertambangan (IUP) milik PT. PLN dan PT. AABI pun, tertekan.

“Sejak IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan) nya berakhir pada 6 Februari 2018 lalu, perusahaan masih meminta setoran berupa emas kepada kami sebanyak 1,8 gram setiap hari kerja. Padahal, wilayah garapan kami makin menciut,” beber Sudirman, salah seorang mitra kerja PT. PLN.

Massa aksi yang tergabung dalam Front Masyarakat Wumbubangka Bersatu saat hendak melakukan aksi demonstrasi di kantor PT. PLN. FOTO: Istimewa

Setelah sekian lama berorasi, atas mediasi yang dilakukan anggota DPRD Bombana Heryanto dan Kapolres Bombana AKBP Andi Adnan Syafruddin akhirnya perwakilan massa pun diterima Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasional PT. PLN, Linda.

Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak menyepakati beberapa poin dan akan mencari jalan keluar bersama.

Namun demikian, Sudirman tetap bersikukuh jika tuntutan warga dan mitra kerja tidak segera disahuti maka pihaknya mengancam akan kembali melakukan aksi serupa pada pekan depan dengan jumlah massa yang lebih besar.

Sementara itu, Kapolres Bombana AKBP Andi Adnan Syafruddin yang dihubungi melalui telepon selularnya mengatakan bahwa pihaknya hadir semata-mata untuk mengamankan jalannya aksi dan mencari jalan tengah dari persoalan yang ada.

Di kesempatan itu pula Andi Adnan menghimbau kepada perusahaan dan mitra kerja agar tidak melakukan penambangan emas di kawasan hutan sebelum ada IPPKH.

“Jika esok lusa kami temukan ada penambangan liar di kawasan hutan, maka kami tidak akan segan-segan melakukan tindakan tegas,” pungkas Kapolres.(a)

Penulis: La Ode Muh Faisal
Editor: Mochammad Irwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *