Di HUT Sultra, Pemkab Mubar Pamerkan Hasil Komoditi Pertanian

Pena Kendari817 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Meski baru seumur jagung, Kabupaten Muna Barat (Mubar), Provinsi Sulawesi Tenggara tampaknya tak mau kalah soal eksistensi di ajang pameran Halo Sultra tahun ini. Daerah yang dinahkodai Bupati LM Rajiun Tumada ini tampil maksimal di event pameran HUT Sultra ke 54.

Di pameran yang digelar di Kota Kendari ini, Pemkab Mubar mengandalkan berbagai hasil pertanian dan perkebunan masyarakat di daerahnya.

“Yang kami tampilkan ini betul-betul hasil perkebunan dan pertanian masyarakat Mubar. Kalau komiditi pertanain ada jagung kuning dan jagung lokal, kacang tanah, ada juga kolope (ubi hutan). Kemudian komiditi perkebunan kami memamerkan jeruk cina, coklat, dan sebagainya,” ujar panitia stand Mubar, Ibrahim saat disambangi awak PENASULTRA.COM, Rabu 25 April 2018 malam.

Kata Ibrahim, semua komoditas yang dipamerkan di HUT Sultra ini menunjukkan keberhasilan masyarakat Mubar dalam mengolah potensi kekayaan alam, terutama yang berprofesi sebagai petani.

“Kalau jagung lokal ini dari Desa Wuna, Kecamatan Barangka. Memang di sana banyak petani jagung lokal karena didukung potensi alam yang sangat besar,” terang pria yang juga pegawai di Dinas Pertanian Mubar.

Hal unik yang mendapat perhatian para pengunjung, tambah Ibrahim, adalah tampilan boneka orang-orangan yang dibalut sayur mayur. Ada juga aneka bumbu dapur yang menjadi pernak-pernik pakaian.

“Ini menunjukkan simbol hasil kekayaan alam dan keberhasilan petani di Muna Barat,” ujar dia.

Selain memamerkan hasil pertanian dan perkebunan di pameran HUT Sultra yang berlangsung 23-27 April 2018 ini, Pemkab Mubar juga mempromosikan berbagai hasil kerajinan karya kelompok masyarakat di daerah pecahan Kabupaten Muna pada tahun 2014 itu.

Pengunjung tengah serius mengamati cara menenun yang diperagakan seorang wanita muda. FOTO: Kaulia Akansoro

Kerajinan masyarakat lokal tersebut, lanjut Ibrahim, hasil karya berupa anyaman dari netu dan beberapa tenunan kain baju dan sarung khas adat Mubar menjadi pilihan primadona pengunjung.

“Ini juga paling banyak diminati pengunjung. Terbukti sejak dibuka pameran ini sudah banyak yang pesan bahkan membeli langsung hasil tenunan dari Desa Waulai ini. Kemudian kami juga mempromosikan secara langsung bagaimana cara membuat kain tenunan ini,” ucapnya sambil menunjuk alat tenun yang ditampilkan di standnya.

Amatan awak PENASULTRA.COM di stand Kabupaten Mubar, tak sedikit pengunjung tengah serius mengamati cara menenun yang diperagakan seorang wanita muda. Selain itu, terlihat beberapa pengunjung memanfaatkan momen itu untuk berswafoto.(b)

Penulis: Kaulia Akansoro
Editor: Mochammad Irwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *