DPP JOIN Dukung Festival Film Pendek Aswaja NU

Pena News529 views

PENASULTRA.COM, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Jurnalis Online Indonesia (JOIN) mendukung penyelenggaraan Festival Film Pendek Aswaja (FFPA) Nahdlatul Ulama (NU) 2019 yanv dilaksanakan di Batavia Cafe, Lotte Mart Bintaro, Jumat 13 Desember 2019 lalu.

Sekretaris Jendral (Sekjen) DPP JOIN, Julhan Sifadi mengatakan, FFPA dapat menjadi agenda tahunan dan JOIN siap mendukung penuh.

“Kita melihat semangat Aswaja yang luar biasa dalam hal pencarian sineas muda hingga pelosok negeri, sehingga kita perlu mendukung ini. JOIN sebagai organisasi wartawan online yang kepengurusannya hingga ke tingkat kabupaten kota siap bersinergi kedepannya,” kata Julhan melalui rilis persnya, Selasa 17 Desember 2019.

Senada, Ketua Umum DPP Aswaja Center sekaligus ketua Tim Penjurian, KH. Misbahul Munir Cholil mengatakan, animo masyarakat khususnya santri di lingkungan Nahdlatul Ulama menyambut kegiatan ini dengan sangat baik.

“Ini menandakan industri kreatif khususnya sinema mendapat tempat di hati para santri sehingga diharapkan dapat melahirkan karya-karya yang orisinil,” tegas Misbahul.

Sementara itu, Penggagas FFPA 2019, Masdjo Arifin mengatakan, festival ini diadakan dalam rangka Hari Santri 2019 dengan harapan dapat menangkal paham radikalisme serta menjadi media yang efektif untuk meningkatkan toleransi dan Islam yang rahmatan Lil Alamin.

FFPA tahun ini, katanya, diikuti 23 peserta dari berbagai kabupaten kota di Indonesia. Dari jumlah tersebut, Tim Juri mengumumkan 6 film pendek masuk nominasi yakni Daneen, Endah, Jatuh Hijrah, Senja, Santi Kampret, Dilema Dua Dunia, dan Duka di Penghujung.

“Peraih nominasi terbaik, akan diumumkan pada media Ferbruari 2020,” ujarnya.

FFPA 2019 ini juga mendapat dukungan dari Sanken, sebagai merek lokal yang peduli dengan nilai-nilai inovasi dan kreativitas.

“Keterlibatan Sanken karena ingin meningkatkan inovasi dan kreativitas anak muda dalam membuat film bermutu, juga untuk mencari dan mengasah bakat-bakat baru di industri perfilman Indonesia. Yang harus diingat film-film yang dihasilkan tidak harus menampilkan produk Sanken di dalamnya,” kata Teddy Tjan, Direktur Pemasaran PT Istana Argo Kencana (Sanken).

Teddy berharap, para sineas muda ini nantinya bisa mengembangkan karyanya menjadi bisnis dalam industri perfilman Indonesia. Yang pada akhirnya bisa membantu perekonomian negara lewat ekonomi kreatif.

“Karena industri perfilman Indonesia lewat karya anak bangsa, mampu membantu perekonomian negara. Sehingga, regenerasi perfilman Indonesia penting untuk dikembangkan. Itu sebabnya, Sanken sangat mendukung event Festival Film Pendek Aswaja yang baru pertama kali diadakan ini,” tandas Teddy.

Penulis: Yeni Marinda