Dua Hari Pasca Hearing, Pelayanan RSUD Muna Kembali Dikeluhkan

Pena Daerah1,137 views

PENASULTRA.COM, MUNA – Dua hari pasca hearing di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Muna, Kamis 9 Agustus 2018, pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kembali dikeluhkan warga.

Keluhan itu kini datang dari AM (inisial), salah satu warga Kota Raha. Ia sangat sesalkan pelayanan Rumah Sakit (RS) yang dinilainya lamban dan tidak profesional.

Pria 33 tahun itu mengisahkan, anaknya yang menderita gangguan pernafasan sejak lahir diantarkan di RSUD tepatnya di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), pada Rabu 8 Agustus 2018 sekira pukul 08.00 Wita.

“Di UGD pelayanannnya bagus, anakku langsung diberi bantuan pernafasan dengan oksigen,” kata AM pada awak media, Kamis 9 Agustus 2018.

Namun, saat anak semata wayang itu hendak dipindahkan di ruang rawat inap, hampir seluruh ruangan yang ada di rumah sakit tersebut penuh. Padahal ia mengaku dirinya, istri dan anaknya memiliki BPJS kelas 1.

“Anakku sempat di rawat di salah satu ruangan yang ada di bangsal Mawar, tapi disitu banyak pasien yang sedang dirawat juga, ditambah lagi keluarga pasien yang berkunjung,” bebernya.

Karena kondisi itu, sekira pukul 14.00 salah satu oknum dokter mengarahkan agar anaknya dirawat di ruang isolasi. Saat itu kata dia, dokter memerintahkan perawat untuk membersihkan ruangan tersebut. Pasalnya kondisi didalamnya masih terlihat botol infus bekas masih tergantung.

Bukan hanya itu, sambungnya, spoit jarum suntik bekas dan tempat tidur masih dalam keadaan berantakan. Diduga bekas yang digunakan pasien sebelumnya.

“Ruangan itu juga penuh debu. Jadi perlu dibersihkan,” bebernya.

Ironinya, jelang pukul 19.00 wita, saat ia kembali menengok ruangan itu, ia kaget karena masih dalam keadaan yang sama saat kurang lebih lima jam sebelumnya (tidak ada tindakan pembersihan). Hal itu membuatnya kesal.

“Karna anakku terganggu dan tambah sesak, akhirnya saya bersama keluarga bersihkan sendiri ruangan itu agar bisa digunakan. Sebab kalau menunggu terus pihak rumah sakit, terlalu lama,” ucapnya dengan sedih dan sedikit kesal dengan pelayanan pihak rumah sakit berplat merah tersebut.

“Temanku juga bilang sama saya, kenapa dirawat di ruang isolasi, itu tempatnya penyakit menular,” sambung AM menirukan kata temannya itu.

Tidak sampai disitu saja, yang membuat AM sedih, Kamis 09 Agustus 2018, sekira pukul 10.00 Wita buah hatinya yang sempat dirawat sekitar 24 jam, akhirnya meregang nyawa.

Ketika awak Penasultra.com mencoba konfirmasi Direktur RSUD Muna, dr Agus Susanto via selulernya, dr Agus tidak menjawab selulernya. Begitu juga saat di SMS tidak ada balasan SMS-nya.(b)

Penulis: Sudirman Behima
Editor: La Basisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *