Jika Muna Ingin Maju, Kepala Daerah Harus Pintar Cari Uang

Pena News1,243 views

PENASULTRA.COM, MUNA – Dirjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI Syarifuddin Udu, mengungkapkan 2019 pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sebesar Rp 856 triliun untuk peningkatan pembangunan di provinsi, kabupaten kota diseluruh Indonesia. Dari anggaran Rp 856 triliun tersebut, Rp1,2 triliun jatuh di Kabupaten Muna.

“Nah anggaran yang jatuh di Muna inilah yang masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Jadi APBD Muna itu Rp1,2 triliun 2019 ini,” ungkap Syarifuddin dihadapan masyarakat Kecamatan Bone pada acara silaturahmi yang digelar belum lama ini.

Menurut bakal calon (Balon) Bupati Muna ini, anggaran Rp1,2 triliun tersebut bukan jumlah yang sedikit. Dikatakannya, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang begitu banyak di Muna, sehingga mengharuskan sebagian besar APBD dialokasikan untuk membayar gaji para PNS, sementara sisanya dialokasikan ke Dana Desa (DD) dan lainnya.

“Sehingga yang bisa ditaktis dari APBD Rp1,2 triliun itu hanya sekitar Rp 152 miliar. Uang Rp152 miliar itu untuk satu kabupaten itu terlalu kecil,” sebut Syarifuddin.

“Di Muna ini sudah APBDnya kecil, jangan- jangan salah sasaran juga didalam penggunaannya,” sambungnya.

Melihat kondisi itu, Syarifuddin menyebut sangat dibutuhkan kecerdasan seorang kepala daerah yang bisa menghadirkan dana dari pemerintah pusat. Sebab, kalau pemimpin hanya mengandalkan dana yang turun sendiri dari pemerintah pusat ke daerah, itu hanya dari APBD.

“Jika Kabupaten Muna kedepan ingin lebih maju lagi, lagi-lagi saya harus katakan kepala daerahnya harusnya yang pintar cari uang,” tuturnya.

Ketua Kerukunan Sulawesi Tenggara (KKST) Perantauan itu menjelaskan, masih ada dua sumber anggaran yang DIPA nya lebih besar, yakni dana Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan (TP). Namun sambungnya, jika kepala daerah tidak mengetahui sumbernya, maka walau berharap setinggi langit mustahil anggaran tersebut didapatkan.

“Berarti harus orang (kepala daerah) yang tau dimana ‘krang’ uang itu ada. Dan bukannya pamer. Saya tau semua dimana sumbernya,” pungkas Syarifuddin. (b)

Penulis: Sudirman Behima.
Editor: Bas