Kenali Masa Sensitif Perkembangan Janin

Pena Opini1,355 views

Oleh: SM. Setyawati

Kehadiran seorang anak yang sehat, lincah, dan cerdas sangat didambakan oleh semua keluarga . Semua pasangan tentunya mengharapkan lahirnya bayi yang sehat, selamat, tanpa kurang suatu apapun. Segala doa dan usaha dilakukan untuk dapat memberikan asupan nutrisi yang baik pada janin, menjaga daya tahan tubuh saat hamil, hingga menjaga suasana batin ibu selama masa kehamilan.

Gangguan yang mungkin muncul selama masa perkembangan janin dapat berasal dari infeksi virus, bakteri dan mikroba lainnya. Masuknya zat aditif tertentu dari makanan, obat-obatan, kosmetik, dan polutan lainnya pada ibu hamil dapat beresiko memunculkan gangguan perkembangan janin.

Gangguan perkembangan janin dapat berakibat pada tidak terbentuknya organ tertentu, kelainan bentuk organ, kelainan fungsi organ, hingga keguguran. Antisipasi terhadap munculnya gangguan tersebut dapat dilakukan apabila kita mengetahui masa-masa sensitif perkembangan janin.

Ketika sel sperma dan sel telur melebur membentuk zigot, perjuangan seorang calon manusia telah dimulai, karena inilah masa-masa sensitif mereka untuk dapat terus berkembang dengan sempurna. Zigot dalam saluran telur terus menggelinding menuju rahim, dan pada saat bersamaan ia terus berkembang menjadi banyak sel yang memadat disebut morula. Morula berkembang menjadi blastula, berbentuk kumpulan sel berrongga. Blastula kemudian teranam dalam dinding rahim dan berkembang menjadi gastrula, embrio dengan tiga lapisan germinal. Saat inilah kehamilan dapat terdeteksi melalui keberadaan hormon kehamilan dalam urine. Waktu yang diperlukan untuk tahapan perkembangan ini adalah sekitar dua minggu.

Selanjutnya, embrio membentuk organ-organ hingga terbentuk janin yang wujud rupanya sudah berbentuk manusia dan dapat dilihat melalui USG. Waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya janin adalah delapan minggu. Penyempurnaan bentuk dan fungsi organ terus berlangsung hingga janin siap dilahirkan, kurang lebih setelah tigapuluh delapan hingga empatpuluh minggu.

Masa-masa perkembangan pada dua minggu pertama embrio merupakan masa sensitif terhadap terjadinya peristiwa keguguran. Gangguan pada dua minggu pertama ini sangat beresiko terhadap terjadinya keguguran. Selain itu, resiko tidak berkembangnya embrio juga dapat muncul apabila gangguan perkembangan muncul pada masa-masa ini.

Seseorang ibu hamil yang mengalami gangguan perkembangan embrio tahap awal ini dapat tetap memiliki kantung kehamilan tetapi setelah waktu satu hingga dua bulan embrio tidak dapat terdeteksi di dalamnya. Hal ini dapat terjadi karena blastula dalam dinding rahim tidak dapat melanjutkan perkembangannya menjadi embrio lanjut.

Proses pembagian embrio pada kembar identik juga terjadi dalam masa sensitif dua minggu awal perkembangan embrio. Pembagian satu embrio menjadi dua embrio kembar identik normal dapat terjadi ketika tahap perkembangan morula, blastula hingga gastrula awal (kurang lebih hingga hari ke-duabelas). Kembar identik yang saling menempel atau kembar siam, terbentuk apabila pembagian embrio terjadi pada usia perkembangan lebih dari tigabelas hari.

Perkembangan embrio hingga minggu ke delapan, adalah masa terbentuk dan berkembangnya berbagai macam organ. Gangguan perkembangan pada masa sensitif ini beresiko terhadap munculnya kelainan bentuk organ bawaan hingga tidak terbentuknya organ tertentu. Otak, sistem saraf pusat, dan jantung mulai terbentuk sejak embrio berusia sekitar tiga minggu hingga kurang lebih enam minggu.

Ini adalah masa sensitif bagi terbentuknya ketiga organ tersebut, sehingga gangguan perkembangan sangat beresiko terhadap perkembangan ketiganya. Mata, telinga, tangan dan kaki mulai berkembang pada kisaran minggu ketiga hingga kedelapan. Ganguan pada masa ini juga beresiko terhadap terbentuknya bagian-bagian dari organ-organ tersebut. Demikian pula untuk perkembangan organ lainnya, delapan minggu pertama adalah masa sensitif bagi terbentuknya semua organ.

Setelah minggu kedelapan, janin sudah memiliki hampir semua organ, masa sensitif perkembangannya lebih bersifat fungsional. Artinya, apabila muncul gangguan terhadap perkembangan janin, maka lebih banyak terkait dengan fungsi fisiologis dari organ-organ yang sudah terbentuk, misalnya apakah jantung sudah dapat berdetak normal dan seterusnya. Kelainan pembentukan organ pada masa ini masih memungkinkan, khususnya pada organ-organ yang memang belum selesai pembentukkannya. Jadi setelah minggu kedelapan hingga minggu ketigapuluhdelapan, penyempurnaan terhadap bentuk dan fungsi organ terus berlangsung.

Ternyata, kehamilan memang perlu dipersiapkan dengan kondisi kesehatan fisik dan mental yang prima. Perlu juga menciptakan lingkungan sehat, mengurangi stres, dan menghindari paparan polutan kimiawi dan biologis lainnya terutama pada masa sensitif perkembangan organ.

Rasa mual dan kesulitan makan diawal-awal kehamilan menjadi tantangan tersendiri bagi ibu hamil, demi tercukupinya nutrisi janin dan daya tahan tubuh. Lawan segala rasa tidak mengenakkan pada awal-awal kehamilan dengan kesadaran, keikhlasan dan usaha untuk tetap memberikan yang terbaik kepada calon buah hati.(***)

Penulis: Mahasiswa S3 Biologi UGM; Dosen Pendidikan Biologi UIN Walisongo