Ketika Rocky dan Fatmawati “Menghina” Tuhan

Pena Opini793 views

Oleh: Sahrul

PENASULTRA.COM – Rocky Gerung, lelaki lembut itu, tidak sedang membaca narasi wayang. Ia sungguh-sungguh mengurai gagasan yang tak lazim; seperti seorang seniman antagonis dalam lakon yang di pentaskan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (10/4/2018).

Kitab Suci adalah fiksi, berbeda dengan fiktif katanya. Mungkin Rocky merujuk pada interpretasi filsafat sehingga Kitab Suci memiliki terminologi sebagai energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Itu sangat baik.

Pendapatnya mengundang reaksi publik. Rocky di kecam. Mahfud MD berpendapat bahwa kitab suci adalah wahyu dan pesan Tuhan yang ditanamkan di hati dan dipatrikan di otak orang beriman.

Rocky tak sendiri dalam drama ini, Sukmawati Soekarno Putri, juga tampil dalam lakon ini. Diatas karpet merah, ia membaca bait-bait puisinya. Istrumen musik nan lembut itu mengiringi setiap bait puisi Sukmawati, “Ibu Indonesia”

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu

Rocky Gerung

Pendapat Rocky dan Puisi Sukmawati mengguncang nurani-menyesatkan umat Islam. Rocky seorang dosen filsafat di Universitas ternama dan Sukmawati putri seorang guru bangsa yang sama-sama menghina Tuhan. Suara Azan bukan suara kidung Ibu Pertiwi, uraian kalimat yang menista. Kitab suci sebagai pedoman hidup menuju surga, bukan sebagai fiksi sebatas imajinasi. Rocky dan Sukmawati menambah deretan nama yang bakal tewas setelah menghina Tuhan. Calon presiden Brazil Trancedo Neves 1980 tewas sehari sebelum dilantik. Ia menyatakan jika dirinya mampu memperoleh lebih dari 500 ribu suara, maka tak ada yang bisa melengserkanya dari jabatan presiden, bahkan Tuhan sekalipun.

John Lenon salah satu personil Band The Beatles yang juga menghina Tuhan. Ia ditembak oleh fans fanatiknya sendiri Mark Deves Chacmat. Setelah ia mengatakan bahwa The Beatles lebih terkenal daripada Tuhan. Bahkan ia menantang Tuhan dengan berkata siapa yang lebih dulu tenggelam, apakah Tuhan beserta ajarannya atau The Beatles dengan aliran Rock N Roll nya. Pada tahun 1970 The Beatles tenggelam. Thomas Andrews, seorang arsitek terkenal yang sangat detail dan perfecionis perancang kapal Tetanic, juga menghina Tuhan. Seorang reporter pernah bertanya kepada Andrews bahwa seberapa amankah kapal ini untuk berlayar di Samudera Atlantik?, “Bahkan Tuhan sekalipun tak dapat menenggelamkan kapal ini,” jawab Andrews dengan nada sombong.

Rocky dan Sukma boleh saja bernasib sama jika tak segera memohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pernyataan dan syair itu tidak sekedar untaian kata dan makna tanpa resiko. Sebab, Tuhan punya cara sendiri melaknat mereka yang mengingkari kitabnya.

Sukmawati

Kehidupan dunia memang edan. Yang suci dianggap hal biasa, bahkan kerap jadi bahan lelucon kelompok intelektual liberal. Mungkin Rocky dan Fatmawati mengira Tuhan juga fiksi. Kebesaran dan kekuasaanNya dianggap sebagai mitos. Seharusnya eksistensi manusia di muka bumi ini sebagai antitesa keberadaan Tuhan.

Sungguh dua hamba Tuhan ini telah membunuh logikanya sendiri. Rocky lebih memilih menanggalkan ahlaknya demi membela kepentingan Prabowo. Begitu juga puisi Fatmawati yang mengina Tuhan hanya karena membela kepentingan pemerintah. Kekuatan politik telah sukses meniadakan ahlak mereka dan lupa akan ada kehidupan selanjutnya setelah mati. Rocky dan Fatmawati menambah deretan nama tokoh yang menghina Tuhan.

Aktris Marilyn Mondroe di datangi oleh seorang Pendeta Billy Graham. Marilyn berkata ia tak butuh Tuhan. Tak butuh waktu lama, sekitar satu minggu Marilyn tewas di apartemenya karena over dosis obat tidur. Penyanyi dan penyair Brazil, Cazuza, saat melakukan pertunjukan di Rio The Jenero menghembuskan asapnya dengan berkata Tuhan… asap itu untukmu. Ia meninggal setelah terkena kangker paru-paru pada usia 33 tahun.

Semoga sejumlah kisah yang menjemput ajalnya setelah menghina Tuhan dapat menjadi referensi untuk membenahi ahlak***

Penulis adalah Wakil Ketua PKB Muna Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *