Lima Peninggalan Sejarah Jepang dan Belanda Ada di Kendari

Pena Ekowisata2,566 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Kendari merupakan wilayah yang pernah menjadi saksi perang dunia kedua (PD II). Tentara sekutu menjadikan kota ini sebagai pertahanan. Dua negara penjajah Jepang dan Belanda meninggalkan jejak di Kendari.

Salah satu peninggalan Jepang yakni prasasti yang dikenal warga sebagai titik nol Kendari. Semacam prasasti yang dibuat pada satu daerah di kota lama.

“Dahulu, titik nol ini dijadikan tempat kendaraan berbalik arah. Saat ini, lokasi yang ditandai prasasti itu, tetap dipelihara meskipun terhimpit proyek-proyek pemerintah,” kata La Ode Ali Ahmadi, seorang tour guide dan arkeolog asal Kota Kendari belum lama ini.

Selain Ali, Guru Sejarah SMA Negeri 9 Kendari, Sudarso juga mengungkap sejumlah bungker peninggalan Jepang dan gua serta rumah kolonial Belanda yang ada di Kota Kendari yang sampai saat ini tidak disadari keberadaannya oleh masyarakat.

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, berikut lima situs cagar budaya:

  1. Baterai Mata

Baterai mata berada di lereng bukit yang mengarah ke Teluk Kendari yang secara administratif masuk dalam wilayah Kelurahan Mata, Kecamatan Kendari.

Baterai Mata. FOTO: Istimewa

Konstruksi bangunannya adalah beton dengan tinggi atap 2 m sedangkan atap beton yang berfungsi sebagai pelindung setinggi 5 m. Panjang bangunan 5,7 m, lebar 5,5 m dengan ketebalan 52 cm. Di sudut dalam dinding utara dan selatan masing-masing terdapat 1 pintu berukuran tinggi 70 cm dan lebar 122 cm.

Menurut keterangan masyarakat setempat, kedua pintu samping tersebut berfungsi menghubungkan baterai ini dengan bangunan pertahanan lainnya. Lingkungan sekitar situs ditumbuhi pepohonan dan perdu-perduan. Denah baterai ini berbentuk segi empat, semua sisi tertutup dinding dan atap kecuali bagian depan atau bagian timur.

Karena berfungsi sebagai pertahanan, bangunan ini dilengkapi dengan senjata kategori mortir, dengan panjang laras 4,2 m dan ukuran lingkar 45 cm.

Terdapat tulisan angka tahun 1910 dan 1939 pada pangkal mortir. Mortir terletak di tengah-tengah bungker dan bagian dasarnya berada di lingkaran lubang yang ada dalam bungker.

Diameter lubang tersebut sebesar 155 cm dengan kedalaman lubang 50 cm. Mortir ini memiliki dua roda putar, yang pertama terletak di badan mortir, yang berfungsi mengontrol gerakan vertikal, sedangkan roda putar kedua berada di dasar mortir untuk mengontrol gerakan horisontal. Meskipun komponen besar dari mortir ini masih ada tetapi banyak bagian kecil yang telah hilang.

2. Waterreservoir-Anno 1928 atau Bangunan PDAM lama

Secara administratif bangunan PDAM berlokasi di Kampung Jati, Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Kendari. Tulisan Waterreservoir Anno 1928 pada salah satu bangunan dari tiga bangunan di lokasi ini menandakan masa pembangunan.

Waterreservoir-Anno 1928 atau Bangunan PDAM lama. FOTO: Istimewa

Ketiga komponen bangunan ini terdiri dari komponen pertama berupa bangunan yang berisi instalasi pipa untuk pengambilan air. Komponen bangunan kedua adalah bak penampungan serta komponen ketiga adalah bangunan pengolahan dan pendistribusian air.

Dimensi bangunan pertama dengan pengambilan ukuran dari bagian luar adalah panjang 4,44 m, lebar 5,1 m, dan tinggi 3,1 m, dengan ketebalan dinding 47 cm. Sedangkan bagian dalam ruangan berukuran panjang 3,5 m, lebar 4 m. Pintu berada di bagian selatan, dengan daun pintu berupa terali besi, berukuran tinggi 1,94 m dan lebar 1,1 m. Di dinding, ada dua lubang angin, satu di dinding timur dan satu lagi di dinding barat.

Bangunan ini berisi dua instalasi pipa, satu instalasi untuk pengambilan air dari sumber mata air ke bak penampungan, dan satu lagi untuk mengeluarkan air dari bak penampungan yang berada di bagian luar sisi utara bangunan pertama.

Dimensi bangunan kedua adalah ukuran dari utara ke selatan sepanjang 9,3 m, dan dari timur ke barat adalah 11,6 m. Di bagian atap bak terdapat lubang kontrol berukuran 1 X 1 m, untuk mengetahui air dalam bak.

Bak penampungan air ini berada di utara bangunan pertama. Instalasi pipa untuk memasukkan dan mengeluarkan air berada di dinding sebelah selatan.

Dimensi bangunan ketiga adalah panjang 5,5 m, lebar 10,2 dengan tinggi 3,6 m. Di belakang/utara bangunan ketiga terdapat instalasi pipa dan satu kran besar yang dikuatkan oleh satu struktur campuran semen dan pasir.

Instalasi air ini berfungsi mendistribusikan air ke beberapa arah, semua pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bangunan ketiga berada di sebelah barat bak pempungan air dengan jarak 4,5 m.

3. Chineese School (Sekolah China)

Bangunan sekolah ini berada di sudut pertigaan jalan Martadinata Nomor 1 yang secara administratif masuk dalam wilayah Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari.

Chineese School (Sekolah China). FOTO: istimewa

Sekarang bangunannya difungsikan sebagai gedung Akademi Teknik Kendari (ATK). Dahulu, sekolah ini bernama Sekolah China yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda.

Adapun dimensi bangunan ini adalah panjang 27 m, lebar 16,5 m, dan tinggi platfom 4 m. Bahan pembentuk bangunan ini adalah kayu, semen, kapur, pasir, batu bata, kaca, terali besi, dan seng.

Bangunan ini tidak memakai rangka besi, melainkan balok kayu besar. Denah bangunan persegi empat panjang, dan dinding luar bangunan dicat warna merah muda. Pada bagian depan, terdapat pintu masuk dengan dua daun pintu berpasangan. Bagian depan bangunan bertingkat dua, sedangkan bagian belakang hanya satu tingkat dengan atap terpisah.

Ruangan tingkat I dilengkapi satu pintu utama di bagian depan dan satu pintu samping. Sekarang, ada 9 ruangan di lantai I yang difungsikan sebagai ruang kelas. Akses menuju tingkat II adalah tangga kayu yang setengah rapat di dinding utara.

Tingkat II hanya berukuran 8 m panjang dan lebar 16,5 m, dengan lantai dari balok kayu dan papan. Ada panjang dan lebar 16,5 m, dengan lantai dari balok kayu dan papan. Ada 4 ruangan. Tingkat II dilengkapi pagar yang terdiri dari pion-pion beton setinggi 50 cm di depan teras.

4. Terowongan 1

Terowongan 1 berada dalam wilayah Kelurahan Anggilowu, Kecamatan Mandonga. Menghadap ke barat daya, terowongan ini memiliki panjang 34,5 meter, lebar mulut 2,2 meter dan tinggi antara 1,9 meter sampai 2,2 meter.

Terowongan 1 atau Terowongan di Kelurahan Anggilowu FOTO: Iatimewa

Lebar terowongan bagian dalam tidak merata, antara 2,4 meter sampai 2,7 meter. Depan mulut terowongan merupakan areal pemukiman penduduk. Terowongan ini berada pada lereng bukit. Bukit tersebut merupakan endapan Kala Miosen yang dibuktikan oleh kehadiran fosil-fosil kerang laut.

5. Rumah Jabatan Komandan Tentara Belanda

Bekas rumah jabatan Komandan Tentara Belanda ini berada di Jalan Lakidende, termasuk wilayah Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari. Bangunan ini berada sekitar 60 meter dari bekas rumah controleur Belanda.

Bekas rumah jabatan Komandan Tentara Belanda ini berada diwilayah Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari

Sekarang, bangunan ini difungsikan sebagai rumah Dinas Angkatan Darat Korem 143/HO dan telah mengalami renovasi pada tahun 2005. Di sebelah barat terdapat satu bunker. Dinding luar rumah dicat warna kuning, sedangkan daun pintu dan kuseng jendela dicat warna coklat.(b)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Mil