Mbak Tutut Berkomitmen Dampingi Transmigran dalam Membangun Indonesia

Pena Nasional519 views

PENASULTRA.COM, JAKARTA – Putri mantan Presiden Republik Indonesia (RI) Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana berkomitmen akan mendampingi transmigran dalam membangun bangsa Indonesia.

Hal tersebut dilakukan dengan mengajak keluarga besar transmigran untuk mengembangkan peran dan potensi masing-masing guna memajukan bangsa menjadi lebih baik.

“Ada banyak tantangan bangsa, yakni kesenjangan kaya-miskin, kesenjangan antar-wilayah, masalah kedaulatan pangan, masalah pemenuhan energi ramah lingkungan dan masalah air layak konsumsi, yang para transmigran bisa bersama-sama berperan menghadapinya,” kata Mbak Tutut sapaan akrab Hardijanti Rukmana saat membuka Musyawarah Nasional IV Persatuan Anak Transmigran RI (PATRI) yang berlangsung di Hotel Desa Wisata, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 12-14 Maret 2019.

Salah satu upaya yang paling memungkinkan, kata Tutut, adalah dengan bersama-sama membangun desa mandiri pangan dan energi. Setidaknya bisa mengurangi kesenjangan Jawa dan luar Jawa.

“Desa transmigran yang mandiri membuat masyarakat memiliki kedaulatan pangan dan energi, dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Jika ini terwujud, kemakmuran akan hadir di tanah-tanah transmigran. Saya akan mendampingi para transmigran memajukan bangsa ini,” terangnya lagi.

Selain itu, menurut Tutut, program transmigrasi tak hanya memperluas kemajuan, melainkan juga merekat persatuan dan kesatuan bangsa.
 
“Program transmigrasi yang digagas Presiden Soeharto tidak hanya meningkatkan taraf hidup, tapi juga menggencarkan pembangunan luar Pulau Jawa, menyeimbangkan sebaran penduduk, pemerataan pembangunan, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, dan memperkuat ketahanan nasional terutama transmigran perbatasan,” ujarnya.

Selama itu, Presiden Soeharto senantiasa memberikan perhatian serius terhadap kehidupan transmigran dengan membangun sarana pendidikan di desa-desa transmigran dan akses bagi anak-anak transmigran untuk menempuh pendidikan tinggi.
 
Pada 2004 anak-anak transmigran membentuk PATRI sebagai wadah pemikiran, pandangan, pembinaan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), mitra pemerintah dalam pembangunan bidang ketransmigrasian.

“Kami anak anak transmigran benar-benar merasakan manfaat transmigrasi, meski pada awalnya tentu harus melalui proses berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian,” kata Ketua Umum PATRI, Sugiarto Sumas.

Menurut Sugiarto, kini rata-rata keluarga anak-anak transmigran hidup berkecukupan.

“Ada yang berkarier di militer dan mencapai bintang dua, ada yang jadi guru besar dan bekerja di banyak sektor,” tutupnya.(smsi)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed