Muhammadiyah: Menggembirakan dan Membahagiakan

Pena Opini503 views

Oleh: Muhammad Alifuddin
Sekertaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Tenggara (Sultra)

Gempa bukanlah peristiwa biasa yang mudah untuk dilupakan begitu saja. 15 tahun berlalu gempa Yogya (2006) masih menyisahkan trauma tersendiri bagi saya, sehingga karenanya saya menjadi paham di luar kepala tentang rasa dan pikiran para penyintas.

Adalah Ibu Radiah Pimpinan Ranting Kasambang yang saya temui ahad, 24 Januari 2021, tidak bisa mengungkap dengan kata-kata tentang apa yang Ia alami dan  rasakan ketika malam kejadian. Matanya pun berkaca-kaca. Hanya mengucapkan alhamdulillah bahwa Ia dapat selamat dari peristiwa tersebut. Selain Ibu Radiah puluhan anak-anak usia dini di Tapalang juga berhadapan dengan realitas trauma gempa.

Kini sebagian besar anak-anak  tersebut hidup ditenda-tenda bersama dengan keluarga mereka di atas bukit dan kebun-kebun di pinggir kampung. Hal tersebut dilakukan guna menghindari kejadian yang sama dan atau karena rumah tempat dimana dulunya mereka bercengkrama bersama keluarga, sangat riskan untuk di tempati karena sebagian konstruksinya sangat rentan roboh.

Relawan MDMC saat mendampingi anak-anak penyintas gempa di Tapalang, Sulbar (Foto: Istimewa)

Anak-anak dengan wajah lugu tersebut, kini meramaikan kebun-kebun yang dulunya hanya didatanginya sebulan sekali dan atau ketika musim panen durian. Menyaksikan realitas tersebut, para relawan Muhammadiyah Disaster Menegement Center (MDMC) yang membidangi psiko sosial  datang menyapa mereka selama seminggu terakhir.

Kehadiran relawan MDMC di tengah-tengah anak-anak penyintas menjadikan mereka seolah hidup normal di tengah keramaian kampung. Bersama anak-anak penyintas gempa Sulawesi Barat (Sulbar),  relawan MDMC yang sebagian besarnya adalah Immawati  dari berbagai wilayah, mencoba mengangkat kekuatan moral anak-anak Tapalang. Ada yang bernyayi, bermain, belajar membaca, berhitung, mengaji dan sebagian lainnya mendengarkan cerita rakyat yang disajikan oleh para relawan. Kebun-kebun yang berada dipinggiran hutan yang sebelumnya sunyi, sepi, kini menjadi ramai dan diliputi kecerian dengan kehadiran para relawan yang menyisihkan waktunya untuk berbagi kebahagian bersama anak-anak korban gempa.

Sementara itu, relawan MDMC lainnya bersama masyarakat terkait melakukan relokasi beberapa tenda tempat hunian para pengungsi ke tempat yang lebih aman. Seolah tidak kenal lelah, para relawan mengawal sekaligus turun membantu pendirian tenda-tenda sebagai tempat hunian sementara para korban gempa Sulbar di Tapalang. Hal ini dilakukan karena dalam beberapa hari terakhir ini Tapalang diguyur hujan sehingga sangat tidak kondusif bagi para penyintas yang hidup di tenda-tenda pengungsian.

Kita tentu berharap situasi ini dapat segera berlalu sehingga pada gilirannya masyarakat Tapalang sebagai salah satu masyarakat yang terkena dampak gempa Sulbar dapat kembali hidup normal seperti sediakala. Sebagai catatan akhir dari tulisan singkat ini, saya ingin menyatakan bahwa kehadiran anak-anak Muhammadiyah sebagai relawan MDMC di lokasi bencana semakin membuktikan bahwa Muhammadiyah Menggembirakan dan Membahagiakan.

Tapalang, 25 Januari 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *