Parah, Pengaspalan Jalan Raha-Watoputeh Baru saja Rampung, Tapi Mulai Bergelombang

PENASULTRA.COM, MUNA – Belum sebulan usai masa kotrak, permukaan aspal di jalur Raha- Watoputeh yang melintasi kawasan Hutan Warangga Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai bergelombang.

Pekerjaan yang masuk dalam item paket pekerjaan Tampo-dalam Kota Raha-Tondasi yang anggarannya bersumber dari APBN 2019 tersebut sejak pengerjaannya kurang maksimal.

Pantauan PENASULTRA.COM, pihak rekanan PT Mitra Pembangunan Sultra sebagai pihak kontraktor saat melapisi aspal baru jenis AC-WC di jalur itu, tidak mengupas lapisan aspal lama yang juga bleeding.

Saat itu, Pejabat Pemberi Komitmen (PPK) Paket Pengaspalan Tampo-Dalam Kota Raha-Tondasi, Imanuel mengatakan, aspal yang dipakai pada proyek itu menggunakan aspal Hot Mix jenis AC-WC yang diyakininya lebih bagus dan kualitasnya lebih baik.

Imanuel juga mengaku, lokasi bleeding itu akan menjadi perhatian khusus. Ia mengaskan, jika ada gejala bahwa akan bleeding, maka akan dilakukan pembongkaran.

“Mau tidak mau kita akan bongkar. Itu tanggungjawabnya mereka (kontraktor). Kan pemeliharaan satu tahun, kalau masih ada kerusakan, maka wajib dilakukan,” kata Imanuel saat disambangi awak media di Kantor Balai Nasional di Jalan Kelinci, Kelurahan Raha III, Kecamatan Katobu, Senin 22 Juli 2019 lalu.

Faktanya, ruas jalan tersebut kini permukaannya mulai bleeding. Apakah pihak Balai Nasional berani mengambil langkah pembongkaran seperti pengakuan Imanuel sebelumnya?

Paket Tampo-Dalam Kota Raha-Tondasi yang menelan anggaran sebesar Rp22 miliar itu, sebelumnya juga jadi sorotan LSM Gerakan Anti Korupsi (Gerak) Sultra.

Koordinator Gerak Sultra Arduk menilai kualitas aspal yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dan menurutnya ada kesalahan pada komposisi aspal.

Bukannya tanpa alasan penilaian Arduk tersebut. Pasalnya lapisan aspal, di Desa Lambiku, Kecamatan Napabalano yang juga masuk pada item paket Tampo-Dalam Kota Raha- Tondasi sempat mengalami kerusakan. Terdapat lapisan aspal retak sepanjang 30 meter. Padahal pengerjaannya baru kurang lebih dua bulan.

Bahkan teruknya lagi, ada ruas jalan yang baru seminggu diaspal sudah mengalami kerusakan, seperti yang terjadi di poros Warangga-Watoputeh.

Melihat kondisi itu, Arduk kala itu meminta dihadirkan pihak terkait dalam hal ini Tim Uji Mutu yang independen dari PU Provinsi Sultra guna melakukan kontrol klasifikasi aspal yang digunakan pada proyek yang dikerjakan PT Mitra Pembangunan Sultra itu.

Sebab menurutnya telah terjadi dugaan penyelewengan pada proyek tersebut.

“Memang itu benar aspal Hot Mix karena pencampuran secara panas, cuma jenisnya yang katanya AC-WC, kami kurang yakin. Tapi untuk membuktikan itu perlu kajian teknis dan dukungan data uji mutu hasil pengujian di Lab,” kata Arduk, Kamis 25 Juli 2019.

Selain itu ia juga mendesak pihak penegak hukum untuk menyelidiki dugaan penyelewengan dalam proyek tersebut.

Menindaklanjuti sorotan LSM Gerak Sultra, yang menduga telah terjadi penyelewengan. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Muna AKP Muhammad Ogen Sairi mengatakan bakal melakukan penyelidikan (lidik) terhadap proyek tersebut.

Pihaknya akan melakukan beberapa langkah penyelidikan terkait proyek yang bersumber dari APBN 2019 itu.

“Soal kegiatan pengaspalan ini, kita belum langsung ke pelaku, namun saat ini kita lakukan langkah-langkah penyelidikan, terutama mengumpulkan data-data dan menggali keterangan dari pihak yang lebih paham tentang pekerjaan ini sehingga bisa kita temukan pelaku,” kata Ogen, Sabtu 10 Agustus 2019.

Sementara, Gomberto sebagai penanggungjawab PT Mitra Pembangunan Sultra saat dikonfirmasi via telpon selulernya terkait kerusakan itu tidak menanggapi.(b)

Penulis: Sudirman Behima
Editor: Mil