Penerapan Kawasan Larang Ambil Ikan Berhasil, Wakatobi dan Konsel Lebih Maju

Pena Kendari1,021 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) berupa Kawasan Larang Ambil (Reserve) di Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dinilai berhasil dalam penerapannya.

Pasalnya, dengan adanya program yang diusung oleh organisasi konservasi perikanan (Rare) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tenggara ini berhasil menjaga dan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan.

Direktur Program Rare, Hari Kushardanto mengatakan, pembuatan kawasan larang ambil dimaksudkan agar pengelolaan perikanan oleh nelayan skala kecil dapat berjalan dengan baik.

Ia menilai, intervensi masyarakat dan juga pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam menerapkan skema pengeloaan ikan berkelanjutan. Sehingga, aktivitas penangkapan yang dilakukan dapat meminimalisir kerusakan lingkungan laut.

“Dengan begitu, tidak hanya ekosistem yang terjaga, namun juga kesejahteraan para masyarakat pesisir, terutama para nelayan kecil,” ujar Hari saat acara Diskusi di Hotel Claro Kendari, Rabu 28 Agustus 2019.

Di tempat sama, Kabid Kelautan DKP Sultra, Muhammad Alfian mengungkapkan, program PAAP dilakukan sejak 2017 lalu. Hingga saat ini, pihaknya sudah menerapkan di 11 kabupaten dengan total 22 kawasan.

“Yang sudah lebih maju kan Konsel dan Wakatobi. Kita pengennya hampir semua pesisir menerapkan hal itu,” kata Muhammad Alifan.

Sementara itu, Perwakilan Forum Peduli Laut Teluk Kolono, Musair mengatakan, saat ini pihaknya sudah membuat dua tempat kawasan larang ambil. Masing-masing di Desa Ngapawali seluas 30 hektar dan di Desa Tumbu-Tumbu Jaya seluas 20 hektar.

“Keduanya di Kecamatan Kolono Timur. Didalamnya rata-rata ikan-ikan karang seperti kakap, ikan sunu dan lain-lain. Ini Sejak 2017. Yang awasi kelompok masyarakat pengawas secara suka rela,” ucapnya.

“Jadi di situ dilarang untuk memancing. Namun diluar dari kawasan itu silahkan, bebas selama menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan,” tambah Musair.(b)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Faisal