Pentingnya Olahraga untuk Kesehatan

Pena Opini3,389 views

Oleh: Laksmindra Fitria

Definisi Olahraga

Dari sudut pandang Ilmu Faal Olahraga (sports physiology), olahraga adalah serangkaian gerak tubuh (raga) yang teratur dan terencana, dilakukan dengan sadar untuk melatih dan meningkatkan kemampuan fungsi alat-alat tubuh sesuai dengan tujuan melakukan olahraga.

Dalam konteks ini, olahraga bertujuan untuk mendapatkan kondisi sehat yaitu keadaan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keadaan dan keberadaan fisik tubuh sebagai tempat bersemayamnya jiwa.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh pepatah, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat (mens sana in corpore sano).

Dalam konteks lain, olahraga bertujuan untuk mendapatkan prestasi (atlet), rekreasi/hiburan, dalam rangka pendidikan, atau proses pemulihan/pengobatan (fisioterapi). Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas setingkat di atas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, berjalan, membersihkan rumah, mengangkat barang, atau naik turun tangga tidak dapat dikatakan sebagai olahraga bila itu sudah biasa dilakukan sehari-hari.

Bagi para pesantai, yaitu orang-orang yang tidak pernah melakukan olahraga dan cenderung kurang gerak, kegiatan tersebut bisa menjadi olahraga yang menguras tenaga bagi mereka. Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing.

Ciri khusus olahraga untuk kesehatan adalah intensitasnya homogen dan sedang/menengah, tidak mengandung gerakan-gerakan yang bersifat ekplosif maksimal dan emosional, ada pengaturan pembebanan yang terus ditingkatkan baik intensitas, durasi, maupun repetisi, serta tidak ada unsur kompetisi dalam pelaksanaannya.

Sehat dan Kesehatan

Sehat adalah nikmat karunia tuhan yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, bergerak, bekerja, dan berpikir, semuanya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali dengan terganggunya kesehatan.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat dengan cara memelihara, membina, dan meningkatkannya melalui berbagai upaya. Olahraga adalah cara terbaik, terpenting, termurah, dan fisiologis.

Kesehatan merupakan dasar yang sangat diperlukan oleh manusia untuk keberhasilan melaksanakan pekerjaannya. Olehnya perlu ada pembinaan dan pemeliharaan kesehatan secara paripurna dan sempurna sesuai dengan konsep sehat menurut WHO, yaitu “sejahtera jasmani, rohani, dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat, ataupun kelemahan”.

Kenyataannya, adakah orang yang memiliki keadaan sehat sebagaimana yang dikemukakan di atas? Hal yang ideal dan diidam-idamkan. Keadaan sehat seperti itu sulit dijumpai karena manusia dalam perjalanan hidupnya, mulai dari kehidupan dalam rahim hingga usia lanjut, senantiasa dihadapkan pada berbagai macam ancaman bahaya, baik yang bersifat biologis, kimia, fisika, maupun mental/psikologis.

Akibat adanya ancaman bahaya tersebut, maka manusia dapat mengalami berbagai macam penyakit, cacat, maupun kelemahan yang kemudian mempengaruhi kondisi jasmani, rohani, maupun sosial. Pengaruh dapat terjadi secara tersendiri maupun bersama-sama, dengan tingkat/derajat yang berbeda-beda, dari mulai yang ringan hingga berat. Dengan demikian, jarang atau bahkan mungkin tidak ada manusia yang dapat memenuhi batasan sehat menurut WHO tersebut.

Derajat Sehat

Kutub lain dari sehat adalah “sakit”. Seberapa sakit? Ringan? Sedang? Parah? Sakit memiliki tingkatan, sehingga sesungguhnya sehat pun bertingkat-tingkat.

Oleh karena itu, terdapat pengertian “derajat sehat” yang dimaknai sebagai “seberapa banyak ke-sehat-an seseorang”. Hal ini berarti setiap orang memiliki derajat sehat yang bervariasi.

Namun demikian, pengertian derajat sehat yang bersumber pada batasan sehat menurut WHO belum dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana hubungan sebab-akibatnya dengan olahraga, dan khususnya bagaimana mekanismenya sehingga olahraga dapat menyehatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani. Untuk itulah diperlukan tinjauan mengenai sehat dari sudut Ilmu Faal.

Definisi sehat menurut Ilmu Faal terbatas pada aspek biologis atau jasmaniah (physical health), yaitu normalnya proses-proses fisiologis dan metabolis, normalnya fungsi alat-alat tubuh, dan normalnya fungsi tubuh secara keseluruhan (holistik).

Oleh karena fungsi alat-alat tubuh manusia dalam hidupnya selalu dalam keadaan silih berganti antara istirahat dan bergerak, maka derajat sehat dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu:

  1. “Sehat statis”, yaitu normalnya fungsi alat-alat tubuh pada saat istirahat (pasif). Terdapat tingkatan dalam hal normalnya fungsi alat-alat tubuh, sehingga terdapat istilah “derajat sehat statis”.
  2. “Sehat dinamis” yaitu normalnya fungsi alat-alat tubuh pada saat bergerak (aktif), yaitu saat kerja fisik atau berolahraga. Dalam hal ini pun terdapat tingkatan, tergantung pada ringan beratnya beban kerja atau olahraga yang dilakukan, sehingga terdapat istilah “derajat sehat dinamis”.

Sehat dinamis inilah yang perlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan secara terus menerus.

“Karena orang yang sehat dinamis pasti sehat statis, tetapi orang yang sehat statis belum tentu sehat dinamis.”

Sehat dinamis adalah sasaran yang hendak dicapai melalui kegiatan olahraga, karena berolahraga sesungguhnya melatih alat-alat tubuh agar tetap dapat berfungsi normal pada kondisi aktif, yang pasti juga normal pada saat istirahat.

Berolahraga pada hakikatnya meningkatkan derajat sehat dinamis yang merupakan wujud dari kebugaran jasmani. Dengan tercapainya kesehatan statis dan kesehatan dinamis, maka tercapailah kualitas sehat yang diperlukan untuk berbagai tingkatan produktivitas manusia, berkisar dari keadaan santai (olah raga untuk kesehatan) hingga ke keadaan pencapaian prestasi tertinggi, yaitu dalam ajang olahraga prestasi.

Kebugaran

Seperti telah disebutkan di atas, terkait kesehatan jasmani maka terdapat kebugaran jasmani (physical fitness) — disebut juga “kesegaran jasmani” atau “kesamaptaan jasmani”. Yaitu tingkat kesesuaian derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal.

Dengan kata lain, kecocokan kondisi fisik terhadap macam dan beban tugas fisik yang harus dilaksanakan dari awal hingga akhir. Kebugaran jasmani bersifat relatif, tergantung pada faktor anatomis (anatomical fitness) dan fisiologis (physiological fitness).

Kebugaran anatomis meliputi tinggi badan, berat badan, kelengkapan anggota badan serta ukurannya. Sementara kebugaran fisiologis meliputi kemampuan tubuh menyesuaikan diri dengan lingkungan, tugas fisik, serta kondisi fisiologis itu sendiri.

Seseorang dikatakan bugar (fit) apabila jasmaninya mampu melaksanakan tugas fisik tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi secara efektif dan efisien. Selanjutnya, orang tersebut masih mempunyai cadangan kemampuan untuk aktivitas ekstra, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.

Penutup

Banyak orang yang menyangka dirinya sakit, padahal sebenarnya mereka sehat. Tubuh mereka baik-baik saja, hanya tidak bugar. Demikianlah, olahraga selain dapat meningkatkan derajat kesehatan, juga meningkatkan kebugaran.

Orang yang lemah tetapi sehat (statis) dengan melatih fisiknya melalui olahraga akan menjadi orang yang lebih sehat (dinamis).

Mari berolahraga, bergerak untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup!

Dikutip dari sebuah buku, dengan modifikasi berupa tambahan dan pengembangan sendiri oleh penulis.

Referensi

“Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga): Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi” (Edisi ke-6) oleh Prof. dr. H. Soedjatmo Soemowerdojo (Alm.), Prof. Drs. dr. H.Y.S. Santosa Giriwijoyo, dan Drs. H. Muchtamadji M. Ali, M.S. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung. 2006.(***)

Penulis: Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Doktor Biologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta