PENASULTRA.COM, KENDARI – Pada zaman kerajaan hingga kolonial penjajah Belanda maupun Jepang, Kota Kendari yang dikenal dengan Kota Lulo ini, memiliki banyak situs peninggalan sejarah. Salah satunya, komplek makam Pulau Pandan yang ada di Kelurahan Lapulu.
Disebut Pulau Pandan karena dilokasi makam banyak terdapat tanaman pandan. Disana, yang menjadi pusat perhatian yakni sebuah bangkai pohon besar yg masih berdiri ditengah-tengah makam. Menurut keterangan warga sekitar, itu merupakan pohon lontar yang sudah berumur ribuan tahun.
Salah satu makam yang ada di Pulau Pandan, yakni makam Mallarangeng Patta Rani Puang Rainang Petta Sundari, Raja leluhur Laiwoi. Ia adalah mujahid penyiar Islam di tanah Tolaki khususnya Kendari, Konawe dan Wawoni. Ia juga pemimpin dari pada seluruh masyarakat di Pulau Pandan.
Kepala Seksi Pengawasan Cagar Budaya dan Permusiuman, Endry Irwan Tekaka menjelaskan, makam Pulau Pandan merupakan atribut atau bagian dari pada kawasan makam benteng sistem pertahanan yang ada.
“Para leluhur yang di makamkan adalah para leluhur ketika pemerintahan kolonial. Pada saat itu, perampok-perampok sangat kejam dan sadis sehingga para pejuang ini yang di makamkan di Pulau Pandan. Ini adalah leluhur kita yang benar-benar mempertahanakan Kota Kendari,” jelasnya.
Situs sejarah yang ada di Kota Kendari, kata dia, saat ini masih dalam inventarisasi dari sejumlah ahli-ahli. Salah satunya, ahli arkeolog.
“Kedepannya, situs sejarah yang ada dan yang telah diketahui keberadaannya akan dikaji lebih dalam lagi sehingga bisa ditetapkan secara paten. Dengan demikian, kami dapat fokus mengeksplor dan menjaga kelestariannya,” pungkas Endry.(b)
Penulis: Clara Sinthia
Editor: Ridho Achmed