Ruang Sempit Tak Batasi Semangat Belajar Anak Tentara

Pena Daerah993 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Keterbatasan ruang belajar tidak menghalangi anak-anak tentara di Komplek Korem 143/HO belajar secara online .

Hal ini diungkapkan oleh Kapenrem 143/HO Mayor Arm Sumarsono selepas mendampingi Danrem 143/HO Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan meninjau proses belajar anak-anak di Asrama Korem, Kendari, Jumat, 24 Juli 2020.

Diterangkan Kapenrem, pandemi COVID-19 tidak saja mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat namun juga memaksa anak harus belajar secara online di rumah mereka masing-masing.

“Seperti anak-anak di sini, ketika bapaknya mulai masuk kembali dinas, anak-anak asrama tentara juga belajar di rumah bersama ibunya atau saudaranya belajar secara online,”ujar Sumarsono

Seperti Ibu Ika Trisna (30), kata Sumarsono, istri Serda Abdul Hakim ini membantu anaknya belajar ditengah ruang di rumah dinasnya yang sangat sempit.

“Dapat dibayangkan ruangan dengan ukuran sekitar 3 meter x 2 meter ruangan dibagi untuk kursi tamu tanpa meja, dan barang rumah. Ini tentu tidak senyaman ketika mereka belajar di sekolah atau pun anak-anak lainnya yang memiliki rumah layak,”ujar Sumarsono miris.

Dikatakannya kemudian, keterbatasan ruang di rumah memaksa Serda Abdul Hakim dan anaknya tidur di ruang televisi yang sekaligus sebagai ruang makan.

“Danrem pun turut sedih dan akan mengupayakan supaya anak-anak mereka, termasuk para prajurit disini, untuk mendapatkan rumah yang layak atau ada ruang yang cukup untuk tumbuh kembang anak. Apalagi beliau melihat secara langsung anak-anak belajar penuh semangat meski segalanya serba terbatas. urai Sumarsono.

Seperti yang diungkapkan Kapenrem, Serda Abdul Hakim pun menyatakan bahwa mereka tidak putus semangat untuk menyiapkan agar anaknya bisa pintar dan maju.

“Kita harus menjadi guru dan pengawas di dalam rumah dan juga kita harus menyiapkan segala fasilitas yang dipakai anak-anak untuk sistem online ini, seperti handphone dan kuotanya,” ujarnya.

Terkait kondisi rumahnya, Hakim mengatakan bahwa tidak bisa dipungkiri merasakan sedih dan berat. Namun, sebagai prajurit keterbatasan ini dapat dipahami kita. Ia berharap kedepan asrama ini dapat direhab seperti disatuan lainnya.

“Kalau dibilang berat ya berat apalagi dikaitkan dengan keterbatasan yang kita hadapi di dalam asrama ini, kondisi perumahan yang sangat sederhana dengan ukuran 3 X 10 meter ini kita harus bisa menyiapkan ruang belajar yang nyaman bagi anak-anak kami,” lanjutnya.

Untuk diketahui rumah yang telah ditinggalinya selama tiga tahun bersama istri dan dua anaknya (Muh. Iksan dan Muh Aksan) ini dibagi menjadi 4 ruangan yaitu kamar tidur, ruang dapur, kamar mandi dan ruang tamu

“Selain ruangan di sini juga mengalami kesulitan air dan kondisi bangunannyapun sudah lama,”tambah Hakim penuh rasa sedih.

Pun dengan Ika, dirinya juga merasa sedih terhadap kondisi anak-anaknya saat ini, dan dirinya pun berharap agar rumah mereka dapat dibedah dan memiliki ruang yang cukup bagi tumbuh kembang anaknya.

“Ya seperti inilah Pak, kendala yang kami hadapi.Tapi sebagai orang tua kami harus memberikan yang terbaik untuk anak – anak kami, semoga ini bisa menjadi perhatian untuk kami Pak,” ungkap Sarjana Ekonomi ini.

Terpisah, Moh. Ikhsan (8) anak Serda Hakim yang sementara belajar online mengatakan ada beberapa kesulitan yang dia hadapi dengan cara belajar seperti ini.

“Saya harus banyak bertanya sama orang tua, soalnya semuanya harus melalui hp om, karena masih banyak yang belum saya mengerti,” ungkap anak yang duduk di kelas IV SD Kartika ini.

“Makanya Bapak atau Ibu selalu menemani saat saya belajar, karena tugas – tugas yang sudah selesai harus dikirim melalui grub sekolah Om,” ujar Ikhsan seraya tersenyum malu.

Penulis: Sain