Triwulan III 2019, Ekonomi Sultra Tumbuh Positif

Pena Kendari659 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Pada triwulan III 2019, perekonomian Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 6,2 persen (year on year/yoy). Capaian tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,0 persen (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra, Suharman Tabrani mengatakan, dari sisi penawaran, moderasi ini disebabkan oleh perlambatan yang terjadi pada beberapa lapangan usaha utama, seperti pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha industri pengolahan serta perdagangan besar dan eceran.

Perlambatan yang terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan disebabkan oleh kondisi cuaca selama periode laporan (Triwulan III 2019). Kemarau yang lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya berdampak pada penurunan produksi pertanian.

“Sedangkan di subsektor perikanan, rata-rata gelombang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu juga menyebabkan terbatasnya hasil tangkapan ikan,” kata Suharman melalui rilis persnya, Jumat 8 November 2019.

Menurutnya, penurunan produksi dikedua subsektor tersebut juga memberikan dampak lanjutan terhadap kinerja lapangan usaha lain yakni industri pengolahan yang berdampak pada penurunan kinerja lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.

“Industri pengolahan yang didominasi oleh industri makanan dan minuman mengalami penurunan karena berkurangnya bahan baku. Moderasi pada lapangan usaha ini juga disebabkan oleh based effect yaitu tingginya pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya,” beber Suharman.

Faktor pendorong lainnya, yakni telah usainya momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang berlangsung pada periode sebelumnya.

Namun, kata Suharman, di tengah kondisi menurunnya kinerja beberapa lapangan usaha utama, lapangan usaha pertambangan dan penggalian justru mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Sultra tetap berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional.

“Ini didukung oleh meningkatnya kinerja pertambangan nikel untuk memenuhi kuota ekspor dan untuk memenuhi permintaan dari smelter di Sultra,” ujarnya.

Sementara itu, akselerasi pada lapangan usaha konstruksi didorong oleh kondisi cuaca yang kondusif turut memberikan dampak positif pada kinerja kedua lapangan usaha tersebut.

Dari sisi permintaan, moderasi pertumbuhan ekonomi Sultra disebabkan oleh perlambatan yang terjadi pada konsumsi pemerintah. Perlambatan lebih jauh dapat ditahan oleh akselerasi kinerja investasi dan terjaganya konsumsi rumah tangga.

“Serapan konsumsi pemerintah pada periode ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Telah usainya penyelenggaraan pemilu pada triwulan II 2019 menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya perlambatan konsumsi pemerintah,” terangnya.

Namun perlambatan pada konsumsi pemerintah tersebut dapat tertahan oleh terakselerasinya kinerja investasi yang didukung oleh kembali optimalnya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta setelah terkendala curah hujan yang sangat tinggi pada periode sebelumnya.

Pada periode mendatang, tambah Suharman, perekonomian Sultra diperkirakan akan mengalami peningkatan laju pertumbuhan.

“Dari sisi penawaran, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh akselerasi kinerja hampir seluruh lapangan usaha utama kecuali lapangan usaha pertambangan,” tutupnya.

Untuk diketahui, dalam upaya untuk berkontribusi nyata mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan current account defisit, BI bersama pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota serta pihak terkait akan terus mendorong peningkatan produksi dan kapasitas sektor unggulan Sultra pada bidang pertanian, perikanan dan komoditas potensial ekspor.

Penulis: Yeni Marinda