Usai Fildan, Pria Asal Lamangga Ini Bakal Bikin Heboh Baubau

PENASULTRA.COM, BAUBAU – Masih ingat Fildan Rahayu? Yah, pria asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara itu mendadak tenar usai berhasil menjadi finalis dan jawara di ajang Dangdut Academy 4 yang diadakan salah satu tivi nasional di Indonesia.

Berkat suaranya yang merdu melantunkan lagu dan kepiawaiannya memainkan sejumlah alat musik, pria kelahiran Bakala, 27 September 1991 tersebut juga berhasil menorehkan namanya sebagai jawara di ajang yang sama pada level Asia.

Di balik cerita kesuksesan pria yang tenar membawakan lagu India Tum Hi Ho dan Muskurane itu, di Baubau ternyata juga memiliki seorang penyanyi berbakat lainnya. Ia adalah Bang Ichal Pasakaly.

Tak ingin membanding-bandingkan antara Fildan maupun Ichal, pemerintah dan warga Baubau termasuk masyarakat yang berada dalam empat lingkar wilayah Kepulauan Buton tentu bangga memiliki keduanya.

Ichal, pria yang berdomisili di Jalan Dr. Wahidin, Kelurahan Lamangga, Kecamatan Murhum (sesuai KTP) itu merupakan salah seorang tokoh pemuda pecinta sejarah dan budaya Buton. Sejak 2002 lalu, pemilik nama lengkap Badnan Urep La Ode Alu itu mengaku telah konsen menciptakan lagu-lagu Buton.

“Dari kecil saya sudah mempelajari sejarah Buton. Saya suka membaca buku sejarah yang disimpan para orang-orang tua di Buton. Saya juga dari kecil rajin bertanya tentang sejarah kepada tetua yang ada diseluruh wilayah eks Kesultanan Buton,” kata Ichal, Rabu 25 Juli 2018.

Melalui syair-syair lagu Buton ciptaannya, Ketua Komunitas Butuuni Barakati itu meyakini dapat kembali mengangkat citra dan melestarikan budaya Buton yang saat ini mulai terkikis oleh perkembangan zaman.

“Cita-cita besar saya akan perkenalkan budaya Buton diseluruh Nusantara bahkan dunia. Itulah yang melatarbelakangi saya membuat lagu album daerah Buton,” ujar Ichal.

Putra pasangan La Ode Alu dan Wa Luna itu menyebut, dirinya telah merampungkan rekaman dan pembuatan video klip album perdana di studio Jansen Record Jalan Lembeh No 47 Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam materi album perdana ini berisikan 10 lagu Buton baru berbahasa Wolio, Wakatobi, Muna dan Cia-cia yang belum pernah dirilis serta plus bonus satu lagu Buton yang di Indonesia-kan.

Ke 11 lagu tersebut masing-masing berjudul Butuuni Sabawaangi (Buton Seantero), Kaasi Uma Manga Bolimo, Somo Kapeelu Yinda Te Kapooli, Ko Imani Waoti, Kaporo Yinda Moko Kapadaa, Namisisu, Nomondawu Lalou, Namisi, Kumakatemo Waandi, Po Banti dan Negeri Seribu Benteng.

“Lagu Butuuni Sabawaangi menceritakan tentang wilayah Kesultanan Buton secara keseluruhan. Lagu ini juga menceritakan tentang posisi atau dudukan yang sebenarnya antara Bonto Oogena Sultan wilayah Kadie dan Barata Patapalena,” jelas Ichal.

Ichal Pasakaly bersama anak-anak asuhan Komunitas Butuuni Barakati. FOTO: Istimewa

“Jadi, lagu yang saya bawakan ini sangat tinggi maknanya sebagai pengobat kerinduan masyarakat Buton akan sejarah dan budayanya,” terang suami Wa Ode Rina itu menambahkan.

Meski pembuatan video klip telah rampung, Ichal masih merahasiakan waktu yang tepat untuk meluncurkan albumnya. Ia berkeinginan, 10 ribu keping yang bakal dilempar dipasaran nanti meledak.

“Sebenarnya saya mau promosikan album daerah yang saya buat kepada seluruh orang-orang Buton di perantauan agar mereka membeli kaset saya dan sekaligus mengangkat budaya dan derajat Negeri Buton di kanca Nasional,” pungkas Ichal Pasakaly.(a)

Penulis: Mochammad Irwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *