PENASULTRA.COM, KENDARI – Tragedi September Berdarah atau Sedarah yang menimbulkan dua korban jiwa dari kalangan mahasiswa saat demonstrasi penolakan revisi sejumlah undang-undang di Gedung DPRD Sultra pada Kamis 26 September 2019 lalu menyisakan pilu tersendiri bagi LBO (inisial).
Pasalnya, wartawati asal media online Penasutra.com itu ikut menjadi korban tindakan represif aparat kepolisian yang bertugas mengamankan aksi massa kala itu.
Peristiwa kelam tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 Wita. Saat itu, LBO tengah meliput bentrokan aparat kepolisian dengan mahasiswa yang mencoba menerobos masuk ke gedung DPRD Sultra.
Tak jauh dari tempat ia berdiri, LBO menyaksikan empat orang aparat kepolisian sedang melakukan pemukulan terhadap seorang mahasiswi berbaju almamater kuning bersama seorang mahasiswa berbaju hitam.
Sontak, seketika itu LBO pun berinisiatif untuk mengabadikan peristiwa.
Saat hendak merekam kejadian, tiba-tiba LBO merasakan pukulan keras tepat di kepalanya. Kemudian menyusul tangannya dipukul menggunakan pentungan hingga handphone yang digunakan merekam jatuh di tanah.
Kala korban menunduk hendak memungut handphonenya, oknum berbaju coklat tegap dilengkapi perisai langsung memukul kepala, punggung, kaki, dan lengannya berkali-kali meski tanda pengenal persnya masih tergantung di leher.
“Untung saya pakai helm itu hari. Kalau tidak, mungkin pecah juga ini kepalaku,” tutur LBO mengisahkan, Senin 29 September 2019.
Beruntung, kata dia, ada salah seorang pria berseragam (polisi) lainnya menghentikan aksi beringas oknum aparat itu sembari berkata, “woi, perempuan ini”.
“Abis itu saya langsung dibawa di mushallah sama itu polisi,” kenang LBO.
Atas kejadian itu, LBO dikabarkan mengalami luka lebam disejumlah bagian tubuh dan trauma psikis sampai-sampai korban tak menceritakan apa yang dialaminya kepada orang lain, termasuk orangtuanya sendiri.(a)
Penulis: Faisal
Editor: Ridho Achmed