PENASULTRA.COM, MUNA – Rombongan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Muna nomor urut 2, LM. Rajiun Tumada – La Pili (RAPI) kembali dilempari dari pendukung Paslon LM. Rusman Emba-Bahrun (Terbaik), saat melintas di Desa Labaha, Kecamatan Watuputih, pada Kamis malam, 12 November 2020 sekitar pukul 20.45 Wita.
Akibatnya, beberapa simpatisan RAPI mengalami luka. Tidak terima dilempari batu, rombongan yang hendak pulang ke Kota Raha langsung berhenti dan mengejar para pelaku.
Juru bicara (Jubir) Paslon RAPI, Wahidin Kusuma Putra mengatakan kelompok yang diduga pendukung Rusman Emba ini sengaja didesain untuk memancing kerusuhan di Pilkada Muna.
Menurutnya, cara pelaku melakukan profokasi hampir sama dengan pelaku-pelaku sebelumnya. Mereka memprovokasi rombongan kampanye Rajiun – La Pili dengan melakukan pelemparan batu dan pemblokiran jalan.
“Saya sudah katakan berulang kali. Ini mereka mendesain kerusuhan agar semakin meluas. Kerusuhan di depan Toko Nusantara, diawali oleh orang – orang yang diduga pendukung Rusman melakukan pelemparan batu. Di Mitsumi, mereka blokir jalur jalan nasional dan melakukan pelemparan batu ke rombongan RAPI. Di Kabangka, kembali terjadi pemblokiran jalan namun cepat diatasi, karena pendukung mereka di sana hanya sedikit. Di Mabes mereka juga membuat provokasi dengan melempari Mabes RAPI. Nah, semalam di Desa Labaha, pola yang mereka gunakan tetap sama yaitu dengan melakukan aksi pelemparan batu,” beber Waidin melalui rilis persnya, Jumat, 13 November 2020.
“Jujur saja, kami sudah sangat kesal dengan ulah kelompok pendukung Rusman. Namun sampai saat ini kemi terus mencoba untuk menahan diri untuk menghindari kerusuhan dalam skala yang lebih besar, dan merusak marwah demokrasi dalam proses Pilkada Muna 2020 ini,” tambah Wahidin.
Ia juga menjelaskan, terjadinya kerusuhan dan gangguan keamanan bisa menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya penundaan Pilkada.
Dan penundaan Pilkada akan menjadi pilihan akhir bagi kandidat yang sudah mulai merasakan besarnya potensi kekalahan di pihaknya. Namun, untuk menjalankan skenario ini tentu butuh kerjasama dengan pihak-pihak aparat keamanan serta dukungan dari pihak penyelenggara.
Untuk itu, Wahidin berharap agar aparat kepolisian Kepolisian dapat menjaga netralitas dalam Pilkada serta tidak menjadi alat politik kandidat tertentu.
“Jangan sekali – kali terpengaruh dengan tekanan dari pihak tertentu. Jika ada provokator segera ditangkap, agar bisa memberi efek jerah pada para pelaku yang selalu memprovokasi pendukung Paslon Rapi”, tegasnya.
Demi kebaikan Kabupaten Muna, Wahidin meminta Rusman Emba untuk menertibkan pasukannya. Dia juga berharap agar Rusman berhenti memprovokasi masyarakat dengan informasi dan cara – cara sesat saat melakulan kampanye politik.
“Jika Rusman Emba tak bisa menertibkan pendukungnya agar berhenti melempari rombongan RAPI serta memblokir jalan yang akan dilintasi rombongan RAPI, maka Rusman Emba memang sangat tidak layak menjadi Bupati Muna. Masyarakat Muna tidak butuh calon pemimpin provokator yang memecah belah masyarakat Muna,” tutupnya.
Penulis: Husain