PENASULTRA.COM, KENDARI – Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Halu Oleo melakukan eksplorasi faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan E-Commerce pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Kendari.
Ketua Tim LPPM UHO, Isalman mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk aktualisasi dari Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan perguruan tinggi yang bertujuan agar kebijakan pemberdayaan berbasis intergrasi teknologi e-commerce benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi UMKM di kota Kendari.
Ia menyebutkan, jumlah UMKM di Kota Kendari terus mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan setiap tahunnya sebesar 9,21 persen. Keadaan ini linear dengan pertumbuhan ekonomi yang juga mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen.
“Jumlah yang besar tersebut masih didominasi oleh usaha mikro yang beroperasi secara informal dengan produktivitas yang masih rendah,” ungkap Isalman, Selasa 1 Desember 2020.
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO ini menilai, selain akses pasar yang masih rendah, kendala lain yang dihadapi UMKM saat ini diantaranya kapasitas dan kualitas sumber daya manusia. Selain itu kapabilitas adaptasi inovasi dan teknologi yang berefek pada akses pasar yang hanya bersifat local.
Disebutnya, data yang dirilis oleh Bappenas per 13 April 2020 menujukkan 36,7 persen UMKM tidak ada penjualan, penurunan penjualan lebih dari 60 persen juga dialami oleh 26 persen UMKM. Sebesar 3,6 saja saja UMKM yang bisa eksis di musim pandemi ini. Berbagai langkah strategis telah ditempuh untuk meningkatkan daya saing dan akses pasar UMKM, diantaranya adalah transformasi teknologi e-commerce.
Ia menjelaskan, E-Commerce memainkan peran yang sangat vital bagi unit usaha untuk dapat melakukan berbagai transaksi bisnis yang beragam, dengan waktu yang singkat dan jarak yang jauh seperti saat ini. Sehingga adopsi E-Commerce dapat menigkatkan efisiensi, efektifitas, dan fleksibilitas komunikasi mitra bisnis.
Menurutnya, e-commerce dapat menjadi sebagai pemanfaatan teknologi komunikasi dan aplikasi untuk mendukung manajemen proses pengambilan keputusan bisnis. Sehingga peluang e-commerce dipastikan dapat meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya transaksi. Selain itu, elemen e-commerce dapat mendeteksi fase siklus perjalanan konsumen online sehingga akan lebih mudah dalam melakukan analisa perubahan sikap.
“E-commerce tidak hanya menjadi kebutuhan UMKM dalam mempertahankan daya saing, tetapi juga dapat menjadi sebagai media pertumbuhan daya saing ekonomi suatu negara. Sebab itu, UMKM yang tumbuh baik dapat berkontribusi maksimal terhadap Produk Domestic Bruto dan mengurangi pengangguran,” jelasnya.
Walupun potensi penggunaan E-Commerce sangat besar, tambah Isalman, tampaknya UMKM belum mengambil peluang tersebut. Tercermin dari data Kementrian Komunikasi dan Informasi merilis bahwa hanya 8 juta usaha mikro kecil dan menengah yang memanfaatkan platform e-commerce dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 14 persen saja dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia yang berjumlah 59,2 juta.
“Karena itu perlu dilakukan eksplorasi lebih jauh tentang faktor pendorong dan penghambat adopsi teknologi e-commerce agat kebijakan pemberdayaan berbasis intergrasi teknologi e-commerce benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi UMKM di kota Kendari,” jelas Isalman.
Untuk diketahui, tim LPPM UHO yang melakukan eksplorasi faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan E-Commerce pada UMKM di Kota Kendari terdiri dari Isalman sebagai ketua tim, serta anggota Farhan Ramadhani I, Ilyas, dan Sahdarullah.
Penulis: Husain