Islamofobia Renggut Nyawa Kaum Muslimin

Pena Opini406 views

Oleh:  Nur Wahidah, S.Si (Pemerhati Sosial)

Islamofobia kembali merengut nyawa kaum muslimin, kali ini terjadi  di Provinsi Ontario, wilayah di Kanada. Polisi setempat  menyatakan bahwa seorang pengemudi dengan sengaja menyerang satu keluarga dengan alasan karena mereka muslim, sehingga menewaskan empat orang dan melukai serius seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun. Para korban yang berasal dari anggota keluarga yang sama dipukul dengan benda keras pada Minggu (6/6/2021) malam ketika mereka menunggu untuk menyeberang jalan di kota London, sekitar 200 km (124 mil) barat daya Toronto. Ada bukti bahwa ini adalah tindakan terencana dan dimotivasi oleh kebencian. Diyakini para korban ini menjadi sasaran karena mereka adalah muslim,” kata Inspektur Layanan Polisi London, Paul Waight saat Konferensi Pers (bisnis.com, 8/6/2021).

Serangan itu memicu kemarahan di seluruh Kanada. Politisi dari semua pihak mengutuk kejahatan itu. Perdana Menteri Ontario Doug Ford pun mengatakan kebencian dan islamofobia tidak memiliki tempat di Ontario. Berkembang pula seruan untuk mengambil tindakan mengekang kejahatan rasial dan islamofobia. Warga London, Ontario, pun berbaris sekitar tujuh kilometer (4,4 mil) pada Jumat (11/6/2021) dari tempat di mana keluarga itu ditabrak, hingga ke sebuah masjid terdekat dengan tempat Veltman ditangkap oleh polisi (Al Jazeera.com, 12/6/2021).

Islamofobia, Bukti Kebencian

Menurut Wikipedia, Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka, diskriminasi, ketakutan, dan kebencian terhadap Islam dan Muslim. Istilah ini sudah ada sejak tahun 1980-an, tetapi menjadi lebih populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001 di New di New York.Bentuk – bentuk Islamofobia yang terjadi di Eropa dan Barat akhir-akhir ini semakin beragam bentuknya. Mulai dari pelarangan pemakaian burka (cadar penutup muka) bagi Muslimah di Prancis, diskriminasi terhadap pelaksaan ibadah umat Muslim (termasuk pendirian tempat ibadah umat Muslim), pemeriksaan ekstra ketat di setiap imigrasi transportasi darat, laut, dan udara terhadap mereka yang beragama dan memiliki nama – nama Islam, atau mereka yang berasal dari negara yang mayoritas penduduknya Muslim, hingga penembakan brutal kepada jamaah kaum Muslimin di New Zeeland dan juga pembakaran kaum Muslimin di Mali. Gelombang Islamofobia tidak hanya terjadi di Eropa dan AS. Ada India, Cina, dan Myanmar yang melakukan penindasan, penganiayaan, bahkan pengusiran terhadap muslim hanya karena identitas keislaman mereka.

Yang lebih memprihatinkan, Islamofobia tidak hanya dihembuskan di negeri Barat, namun sekarang juga dibawa ke wilayah kaum Muslimin sendiri. Termasuk Indonesia. Ustadz Adnin Armas –salah satu pendiri INSISTS (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations) menyebutkan bahwa Islamofobia bisa jadi tidak hanya terjadi di Eropa dan Amerika, tetapi juga di Indonesia. “Indikasinya sudah muncul. Orang-orang yang ingin berkontribusi dan mencintai agama ini bisa dituduh konservatif, fundamentalis, radikal, anti kemajuan, anti Barat, anti NKRI, dan fitnah – fitnah serupa,” ucapnya.

Islamofobia sengaja dihadirkan oleh Barat untuk menjauhkan umat manusia dari Islam. Mereka mendudukkan seolah Islam dan kaum Muslimin-lah sumber bencana di muka bumi hari ini. Keteguhan kaum Muslimin memegang nilai – nilai dan aturan Islam yang mereka pandang sebagai penghambat pembauran budaya di tengah umat manusia. Inilah gambaran bagaimana sekularisme sebagai sebuah aturan yang sangat rentan menciptakan permusuhan dan pertikaian di tengah masyarakat luas.

Islamofobia akan Hilang dengan Hadirnya Pelindung

Pembelaan yang dibutuhkan umat Islam tak cukup dengan sekadar kecaman, namun umat Islam  harus memahami bahwa Islamofobia merupakan hasil karya propaganda Barat atas nama memerangi terorisme-radikalisme. Maka jalan satunya-satunya menghadapi Islamofobia adalah istiqamah menepaki jalan dakwah ‘ala minhaji an nubuwwah yakni dengan  membangkitkan kembali kesadaran pemikiran umat Islam. Islamofobia akan hilang seiring dengan menderasnya pemahaman Islam dengan akidah Islam yang lurus berdasarkan syariat Islam.

Dengan dakwah yang masif, maka akan terbuka mata umat akan kemuliaan Islam. Islam bukan agama teroris. Islam adalah Rahmat bagi seluruh alam. Hanya dengan Islam, kehidupan manusia akan mulia. Sejarah telah membuktikan, bahwa Penerapan Syariat Islam telah membawa kemuliaan dunia selama 13 abad lamanya. Bahkan kemajuan peradaban Barat yang sekarang ada, tidak mungkin hadir tanpa adanya konstribusi besar dari Islam dan kaum Muslimin. Sehingga kaum Muslimin harus menjadi penggerak perubahan menuju system yang hakiki.

Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *