Kisah Katrin Schoeps, Turis Cantik Asal Jerman yang Menemukan Cinta di Desa Lasori

PENASULTRA.COM, BUTON TENGAH – Untuk kedua kalinya Katrin Schoeps, rela jauh-jauh meninggalkan negaranya, Jerman datang ke Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya untuk menikmati keindahan alam, dan merasakan budaya dan kehidupan sosial masyarakat di Desa Lasori, Kecamatan Mawasangka Timur (Mastim).

Wanita cantik berusia 49 tahun itu mengaku sebelumnya pernah berkunjung ke kawasan wisata tersebut bersama putranya Franjo (10) pada Februari lalu.

Dalam kunjungannya kali kedua ini, Katrin tidak hanya datang berdua dengan putra sematawayangnya. Melainkan, ia memboyong dua orang sahabatnya bernama Michaela Emilia Maria Rosa (22) bule asal Slovakia dan Mike (59) pria berkebangsaan Swedia.

Rencananya, mereka akan kembali menetap beberapa hari untuk menjelajah di Desa Lasori.

Ditemui di rumah jabatan Kepala Desa Lasori, Katrin yang masih terlihat kesulitan menggunakan bahasa Indonesia ketika diajak berbincang-bincang seputar kegiatannya, dirinya mengakui sangat senang berada di Desa Lasori dan mengenal warga sekitar.

“Saya tidak bisa mengatakan apa yang paling saya sukai di sini karena ada keindahan di sekitarnya dan keindahan pada orang-orang. Orang-orangnya begitu baik dan tanpa syarat tertarik pada kami seperti halnya kami pada mereka. Desa Lasori sendiri sangat damai,” kata Katrin tanpa canggung, Sabtu, 23 Maret 2019.

Ia menuturkan, kedatanganya kali pertama kala itu sebenarnya tak direncanakan. Namun bagi Katrin, itu adalah awal dari perjalanan dua hari yang tidak akan pernah ia lupakan dalam hidupnya sehingga membuatnya kembali dan berbagi kebahagiaan dengan para sahabat saat berada di desa.

Katrin Schoeps dan Franjo saat di Pantai Gubahi. FOTO: Istimewa

Dalam perjalanan pertamanya saat itu, Katrin banyak melihat betapa bersih dan kondisi jalan yang baik di Desa Lasori. Di sebuah toko, Katrin dan Franjo berbelanja dan bertanya tentang lingkungan termasuk apa saja yang mereka temui.

Katrin mengungkapkan, suatu ketika dirinya bertemu seorang “lelaki hutan” –panggilan akrab untuk Indra– seorang mahasiswa yang telah memberi mereka beberapa informasi dan menawarkan dengan ramah untuk mengantar mereka berkeliling.

“Kami menerima tawarannya (Indra) dan itu adalah awal dari perjalanan dua hari yang tidak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya. Pertama-tama dia membawa kami ke Pantai Gubahi dan ketika kami sampai di tikungan, itu sangat menakjubkan,” tutur Katrin mengisahkan pengalaman saat kunjungan perdananya di Desa Lasori.

“Sandbank, warna laut, pohon-pohon palem dikejauhan, semuanya terasa seperti kami pindah ke Laut Karibia. Pandangan ini membuat saya dan putra saya tidak ingin pergi sama sekali,” kenang Katrin lagi.

Selain Pantai Gubahi, Katrin juga mengaku telah melihat Danau Pasi Bungi dan mengetahui legenda asal muasal lahirnya danau yang berbentuk love (cinta) itu.

“Indra membawa kami juga ke Danau Pasi Bungi dan memberi tahu kami tentang legenda itu. Ini adalah tempat yang benar-benar alami dan kami berenang di air danau yang hangat. Setiap menit semakin menarik dan mengasyikkan,” sambung Katrin antusias sembari melepas senyum manisnya.

Selain mengagumi tempat-tempat wisata di desa itu, Katrin juga memberitahukan perasaannya saat bertemu dan berinteraksi dengan warga desa. Mulai dari bertemu Sarmin, seorang ibu rumah tangga yang mengajak mereka ke rumahnya dan menyantap sayur Kaudawa (daun kelor), kelompok pemuda tim bola yang telah menujukan mereka banyak tempat wisata, hingga bertemu kepala desa Lasori Buradin, yang dirasanya sebagai penghargaan yang telah membuat mereka tiggal lebih nyaman dan merasa lebih diterima.

“Orang-orang di sini sangat baik kepada kami. Mereka begitu hangat hati, kami sampai kewalahan. Saya sangat senang bahwa perjalanan kami telah membawa kami ke Lamena, sebuah desa dan orang-orangnya jauh dari keributan, tempat yang istimewa untuk mengetahuinya. Saya berharap untuk tetap berhubungan dengan orang-orang cantik ini dan suatu hari nanti untuk kembali lagi,” ujar Katrin.

Di akhir ceritanya, Katrin Schoeps menitip pesan yang dalam untuk warga setempat agar tetap menjaga kealamian pemberian Tuhan Yang Maha Esa yang telah dititipkan pada Desa Lasori.

“Danau dan pantai berharga di mata saya. Mereka alami seperti ibu alami telah menciptakan mereka. Jadi tolong tetap seperti itu. Alam tidak boleh dihancurkan oleh manusia karena mereka ingin membuatnya lebih nyaman bagi manusia. Hormati alam dan jaga agar pantai dan danau selalu bersih dan bebas dari sampah. Kedua tempat itu begitu indah dan unik,” ujar Katrin sembari melempar senyuman ke warga Lasori.(a)

Penulis: Amrin Lamena
Editor: Ridho Achmed