Partai Berkarya Gelar Operasi Katarak Gratis di NTT

Pena Nasional676 views

PENASULTRA.COM, MALAKA – Sebagai bagian komitmen mensejahterakan masyarakat, Partai Berkarya menggelar operasi katarak dan bibir sumbing gratis di Rumah Sakit Katolik Mariamun Haliluluk di Atambua, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Komitmen Partai Berkarya adalah membangun desa dan masyarakatnya,” kata Siti Hardiyanti Rukmana, putri sulung almarhum Presiden Soeharto, saat memberi sambutan di hadapan 105 pasien katarak dan bibir sumbing, Kamis 11 April 2019.

“Kami mengutamakan masyarakat daerah terpencil. Semoga bapak-bapak dan ibu-ibu yang menjalani operasi katarak lekas sembuh,” katanya lagi.

Operasi katarak dan bibir sumbing di Atambua adalah satu dari rangkaian kegiatan Mbak Tutut di Kabupaten Malaka, NTT. Mbak Tutut hadir bersama Siti Hutami Endang Adiningsih alias Mamiek, dan Danti Rukmana – putri Mbak Tutut.

Menurut Mbak Tutut, Partai Berkarya bangga menjadi bagian upaya pemberantasan katarak di Indonesia. Ia juga meminta RS Katolik Mariamun Haliluluk tetap menerima masyarakat yang ingin menjalani operasi katarak.

“Semoga masyarakat penderita katarak bisa ditangani pada hari-hari berikutnya,” kata Mbak Tutut.

Bersama rombongan, Mbak Tutut menyambangi beberapa tempat selama kunjungan ke Kabupaten Malaka, NTT. Dalam kesempatan berbicara dengan masyarakat Desa Litamali, Kobalima, Mbak Tutut berkomitmen memajukan Kabupaten Malaka dan wilayah sekitar.

“Kami ingin melakukan sesuatu untuk negara, yaitu menjadikan Indonesia berdiri di atas kaki sendiri,” kata Mbak Tutut, ikon Partai Berkarya, partai dengan nomor urut 7 ini.

Kepada warga desa, Mbak Tutut bertanya sektor apa yang menjadi andalan. Warga desa menjawab serempak; “Pertanian, Bu.” Mbak Tutut merespons dengan menawarkan program pertanian terpadu, agar seluruh desa di Kabupaten Malaka mandiri pangan dan energi.

Program ini, menurut Mbak Tutut, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malaka. Petani akan diberi penyuluhan agar tidak latah menanam komoditas yang sedang mahal.

“Biasanya orang kita latah. Saat cabai sedang mahal, semua tanam cabai. Saat panen, karena produksi berlebih, harga jatuh,” ujarnya.

Tokoh wanita kharismatik ini juga memperkenalkan Mamiek Soeharto sebagai sarjana pertanian, dan akan mendatangi satu per satu wilayah Indonesia untuk memajukan pertanian.

“Mamiek Soeharto diberi tugas menanam tanaman langka di Taman Buah Mekarsari,” kata Mbak Tutut.

“Kalau di sini ada tanaman langka, dan harus dilesetarikan, tolong beri tahu Mamiek,” tutupnya.(smsi)

Editor: Ridho Achmed