Penis Envy dan Masker di Wajah Wanita

Pena Opini298 views

Oleh: Maolana Moh Sah

Covid-19 sudah meredah setahun ini, bahkan pemerintah Indonesia, pada tanggal 30 Desember 2022, mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini mengakibatkan penggunaan masker mulai sunyi lagi. Seperti dicontohin oleh Pak Jokowi. Beliau menggunakan masker pada saat dijalan, tapi pada saat memimpin rapat atau melakukan konferensi pers, beliau membuka maskernya.

Namun ada beberapa fenomena ganjil di mata narakomen. Sekitar kita, ada wanita yang masih memakai masker, semakin seringnya, membuat kita lupa akan rupa wajahnya. Alasan covid-19 sudah tidak relevan lagi untuk dijadikan alibi. Mereka tidak kenal lagi tempat dan waktu. Masker selalu menutupi wajahnya, seperti seorang wanita yang bercadar di tengah publik. Walaupun cadar bukanlah masker yang bagus.

Alasannya apa yang membuat masker menjadi wajah mereka? Jika dia wanita muslim, mungkin alasanya untuk membiasakan diri memakai cadar. Tapi, kenapa tidak pakai cadar, langsung? “Malu”, menjadi  alasan yang paling memungkinkan untuk menjadi jawabannya.

Malu adalah proses merendahkan diri. Maksudnya, suatu keadaan dimana seseorang merasa ada yang kurang di dalam dirinya. Memang rasa malu bisa terjadi pada Laki-laki dan wanita. Namun, di mata publik, rasa malu cenderung terjadi pada wanita daripada laki-laki. Malahan rasa malu pada wanita biasanya lebih dihargai dan dipuji oleh orang tua, dibandingkan laki-laki.

Rasa malu diartikan oleh kak Seto Mulyadi adalah sikap menghindar dari keramaian dan tidak dapat aktif bergaul di lingkungan. Salah satu faktor mempengaruhi rasa malu—menurut Gunarsah adalah keadaan fisik. Menurut Sigmund Freud, wanita merasa rendah diri dan malu karena adanya kesadaran bahwa mereka tidak memiliki penis seperti laki-laki. Pengetahuan ini mengakibatkan wanita memiliki kekurangan di dalam dirinya. Peristiwa ini disebut dengan penis envy.

Walaupun penis envy terjadi pada umur 3-4 tahun. Efek darinya masih mempengaruhi kepribadian wanita remaja dan dewasa. Perasaan malu dan rendah diri berefek pada sikap dan perilaku wanita.

Salah satunya adalah penggunaan masker di masa pandemi sudah hilang dan mayoritas orang sudah tidak memakainya disetiap saat. Apa yang mereka sembunyikan? Mau berencana pakai cadar? Kenapa tidak pakai cadar langsung?

Kurangnya percaya diri mereka atas penis envy membuat mereka menutupi jati diri mereka sebagai wanita. Pengaburan jati diri ini dimanfaatkan setelah pandemi usai. Sehingga orang-orang tidak mencurigai dengan tingkah laku mereka. Pengaburan atau menyembunyikan siapa mereka (wanita) meningkatkan kepercayaan diri mereka di tengah publik dan efek penis envy tidak terlalu berefek pada diri mereka.

Apakah masker berhubungan dengan efek penis envy yang terjadi pada fase Phallic-teori perkembangan Sigmund Freud, menjadi alasan untuk mengangkat ke judul “Penis Envy dan Masker di Wajah Wanita

Penulis adalah ilmuan Psikologi

Sumber: Penafaktual.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *