PENASULTRA.COM, KENDARI – Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi dideklarasikan, Rabu 20 Februari 2019 di salah satu hotel di Kendari.
Terbentuknya Jaringan Demokrasi Indonesia yang bersifat nasional ini berkat inisiasi sejumlah mantan komisioner KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Fokus utama kami di JaDI itu menjadi organisasi yang membantu memperkuat proses demokrasi di dalam Pemilu. Poin pentingnya ikut terlibat memperbaiki dan membantu Pemilu Indonesia,” ungkap Presidium JaDI Nasional, Juri Ardiantoro usai deklarasi.
Sebagai organisasi yang cukup besar, menurutnya, JaDI tidak akan hanya menitikberatkan pada isu-isu Pemilu saja, melainkan juga pada isu demokrasi lainnya.
“Misalnya soal tata kelola pemerintahan yang baik atau good govermen, masalah lingkungan, sosial, perempuan dan anak serta lainnya. JaDI melihat akan ada masalah yang lebih berat lagi ke depan seperti ujaran kebencian dan informasi bohong atau hoax,” bebernya.
Ketua Presidium JaDI Sultra, Hidayatullah turut pula menambahkan. Kata pria yang kerap disapa Dayat ini, pihaknya akan fokus pada pemantauan serentak pada April 2019 mendatang.
“Kami sudah menyetorkan nama-nama pengurus JaDI Sultra sebagai pemantau Pemilu. Tapi ke depan kita tidak hanya akan untuk mendorong terlaksananya Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber-jurdil) tapi juga pada tata kelola pemerintahan yang baik,” tutur Dayat.(b)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed