PENAAKTUAL.COM, MUNA – Upaya polisi mengungkap identitas mayat pria yang ditemukan Rabu 31 Januari 2018 lalu di kawasan hutan Warangga (perbatasan antara Kecamatan Katobu dan Kecamatan Watopute), pupus sudah.
Barang yang ditemukan di saku celana diduga milik korban seperti jam tangan dan dua buah cincin batu akik, tak bisa menjadi petunjuk untuk mengungkap siapa gerangan pria malang itu.
“Kami telah bersurat resmi kepada para camat diteruskan kepada lurah/kades untuk diinformasikan kepada masyarakat mengenai adanya penemuan mayat tersebut,” kata Kapolsek Katobu, Iptu Hamka saat dikonfirmasi awak PENAAKTUAL.COM via WhatsAapnya, Sabtu 3 Februari 2018 petang.
Sayangnya, hingga tiga hari mayat pria paru baya tersebut berada di Ruang Jenazah RSUD Muna, tak satu pun pihak keluarga yang datang mengakui dan mengambil jenazah korban.
Atas pertimbangan kemanusiaan, pria yang diperkirakan berusia 50 tahun itu akhirnya dikebumikan Sabtu 3 Februari 2018 siang di tempat pemakaman umum (TPU) Laende, Kelurahan Laende, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Sehingga kami bersama camat Katobu disaksikan lurah Laende, Kabid Rehab Sosial Dinas Sosial Muna menguburkan jenazah tersebut di TPU Kelurahan Laende,” terang Iptu Hamka.
Sebelumnya, sesosok mayat pria tanpa identitas ditemukan di kawasan hutan Warangga, Kabupaten Muna, Sultra, Rabu 31 Januari 2018.
Mayat yang telah mengeluarkan bau tidak sedap ini pertama kali ditemukan oleh La Imu, warga Kelurahan Mangga Kuning, Kecamatan Katobu.
La Imu mengungkapkan, sekitar pukul 16.00 Wita, ia hendak ke kebunnya yang berada sekitar kawasan hutan Warangga. Namun saat melintas di kebunnya, ia mencium bau tidak sedap.
Karena penasaran, La Imu mencari sumber bau tersebut. Alangkah terkejutnya, ia menemukan sesosok mayat yang sudah menghitam dan kepalanya ditutupi kantong kresek.
“Saya mau ke kebunku saat saya lihat ini mayat. Kalau tidak salah saya pernah lihat satu bulan lalu, lewat di sekitar sini,” ungkap La Imu di lokasi penemuan mayat, Rabu 31 Januari 2018.
Sementara itu, hasil autopsi yang dilakukan oleh Tim Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kendari pada Kamis 1 Februari 2018 lalu tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Diduga, meninggalnya korban karena faktor usia.(a)
Penulis: Sudirman Behima
Editor: Mochammad Irwan