PENASULTRA.COM, KENDARI – H La Pili adalah ikon pejuang sesungguhnya. Menjalani masa kanak-kanak yang penuh cobaan, ditinggal sang Ayah diusia yang masih sangat muda. Cobaan itu menjadikannya tegar dan menjadi tulang punggung keluarga merupakan warisan berharga yang diterimanya.
Diusiah yang sangat muda, ia benar-benar ditempah kehidupan yang keras, berjuang menggapai cita-cita, sekolah sambil bekerja demi sekedar menyambung hidup.
H La Pili paham benar bagaimana nasib masyarakat kecil, setiap langkah kecilnya ke sekolah, disertai harapan, kelak jika dirinya dewasa, akan mengabdikan diri berada di garis terdepan masyarakat kecil agar terbebas dari kebodohan dan ketidakadilan. Begitulah sosok H. La Pili menurut Maul Gani Sahabat Muda H. La Pili
Tekad dan harapan itu Tuhan kabulkan, lebih 10 tahun menjadi Wakil rakyat dijalaninya dengan sangat amanah, selalu turun membersamai dan mendengar langsung keluhan mereka yang membutuhkan pelayanan.
“Saya tidak berniat menimbun kekayaan, ruang pengabdian yang saya dapatkan seutuhnya untuk melayani,” kata La Pili, di beberapa kesempatan yang ditirukan Maul Gani.
Menurut Maul Gani, hal itu tidak sekedar ungkapan, namun banyak yang menjadi saksi, H La Pili tidak silau dengan jabatan dan kekuasaan, ia tetap santun sehingga mudah ditemui di masyarakat.
Dua kali mencoba membuka ruang pengabdian, kembali untuk membangun tanah kelahiran, sempat didaulat rakyat untuk menjadi Wakil kepala daerah, namun kecurangan dan keserakahan pihak tertentu memutus semuanya.
“Beliau percaya, Tuhan sedang menunda sementara, dan menggantikannya dalam momentum yang lebih baik”, ungkap Maul Gani kepada awak media ini, Senin, 22 Juni 2020.
Di tahun 2020 ini, tanah kelahiran, Bumi Sowite kembali memanggilnya. Untaian doa dari ribuan masyarakat Muna membangunkannya, segera bangkit dan menyambut panggilan juang.(b)
Penulis: Sain