PENASULTRA.COM, MUNA – Salah satu tim Juru Bicara (Jubir) pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Muna nomor urut 1, meminta agar Ahmad Lamani selaku Anggota Dewan Pertimbangan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Muna Barat (Mubar) untuk dipecat karena dianggap tidak mendukung paslon Rusman-Bahrun yang diusung oleh PDI Perjuangan.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara paslon La Ode M Rajiun Tumada – La Pili (RAPI) menganggap bahwa manuver Rusman Emba melalui juru bicaranya tersebut menggambarkan bahwa Rusman sedang “galau”.
“Rusman sedang sangat galau sebab setau saya ada banyak kader bahkan Pengurus Partai Pengusung Paslon Rusman-Bahrun justru mendukung Pasangan RAPI”, ujar Wahidin Kusuma Putra melalui rilis persnya, Senin, 2 November 2020.
Menurutnya, hal semacam ini sudah diprediksi sejak lama, kerena para pengurus partai itu butuh figur yang komitmen, bisa dipercaya, dan mampu memberikan kepastian terhadap berbagai urusan.
Kriteria tersebut kata Wahidin ada pada sosok Rajiun Tumada. Dan ia menduga Rusman tidak memenuhi kriteria tersebut sehingga banyak kader dan partai pengusung tidak mau mendukungnya.
“Rusman juga mestinya malu dong bila berharap dukungan dari pak Ahmad Lamani yang saat ini menjabat sebagai Plt Bupati Muna Barat. Sebab pada Pilkada Muna Barat Tahun 2017 lalu, Rusman Emba justru terang-terangan mendukung sepupunya Iksan Taufik Ridwan padahal PDI Perjuangan saat itu merupakan partai pengusung Pasangan Rajiun – Ahmad Lamani dan Rusman adalah Kader PDI Perjuangan juga”, ujar Wahidin menimpali.
Wahidin menambahkan bahwa banyaknya Kader dan Pengurus Partai Pengusung Rusman – Bahrun yang berbalik mendukung Paslon RAPI adalah hukum karma dan Rusman Emba harus terima keadaan itu.
“Rusman Emba juga harus sadar bahwa Pak Rajiun dan Pak Ahmad Lamani adalah pasangan ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi dan tidak mungkin dipisahkan oleh keadaan apapun. Pak Rajiun dan pak Ahmad Lamani memiliki chemistry yang kuat sehingga manuver dan serangan apapun tidak akan menggoyahkan pak Ahmad Lamani”, ungkapnya.
“Mungkin saja kader dan para pengurus Parpol pengusung Rusman menilai bahwa Rusman Emba juga hanya memanfaatkan Partai untuk kepentingan pribadi dan klan oligarkinya”, lanjut Wahidin.
Ia juga menduga bahwa mungkin mereka menilai Rusman selama ini hanya melayani kepentingan melanggengkan kekuasaan oligarki keluarganya dan tak pernah memberikan perhatian terhadap partai dan kader-kadernya. Hal ini terbukti saat Pilkada Mubar 2017 lalu, dia terang-terangan melawan PDI Perjuangan dengan mendukung sepupunya, anak Ridwan Bae. Begitu pula dengan Pilgub 2018 Rusman tak mampu memenangkan Hugua di Kabupaten Muna justru terindikasi mendukung pihak lawan.
“Pada Pilcaleg 2019 lalu juga Rusman tak menunjukan komitmennya untuk membesarkan Partainya sehingga perolehan suara PDI Perjuangan justru menurun dan tak mampu menduduki kursi unsur pimpinan DPRD Kabupaten Muna. Olehnya, sebelum mengoreksi sikap politik pihak lain, sebaiknya Rusman Emba tahu diri dulu”, tutupnya.
Penulis: Sain