PENASULTRA.COM, MUNA – Komandan Distrik Militer (Dandim) 1416 Muna, Letkol Inf Idris Hasan mengungkapkan, bahaya laten paham komunis di Indonesia tidak pernah diam dan terus bergerilya.
Menurut Idris Hasan, ada sejumlah fenomena bahaya laten PKI. Yakni, adanya masyarakat yang mulai berani menggunakan kaos bergambar palu arit dan beredarnya buku-buku tentang PKI.
“Kita tahu sendiri tokoh-tokoh PKI, salah satunya sudah masuk di pemerintahan, bahkan di parlemen, mereka juga telah ada,” ungkap Idris Hasan pada awak media saat disambangi di ruang kerjanya, Senin 1 Oktober 2018.
Perwira dua melati dipundak ini menegaskan, jika TNI, pemerintah dan masyarakat tidak memberikan tanggapan yang keras akan paham terlarang tersebut, pasti akan berlanjut. Dan tidak menutup kemungkinan Komunis akan bangkit lagi, bahkan bisa menjadi partai di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Katanya, berbagai cara yang dilakukan paham komunis, antara lain peringatan kesaktian Pancasila difokuskan pada 1 Juni, tujuannya tidak lain untuk mengaburkan bahwa 1 Oktober itu sebagai hari kesaktian Pancasila dilupakan.
Untuk menangkal perkembangan paham komunis di nusantara, TNI akan fokus melakukan oencegahan dengan proteksi dini, operasi intelejen tetap berjalan sepanjang waktu, dan TNI tetap berkomitmen dengan apa yang jadi kebijakan pemerintah.
“Apa yang jadi kebijakan pemerintah, itulah adalah kebijakan TNI. Dan NKRI harga mati,” tegasnya.
Idris Hasan menambahkan, peringatan hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2017 lalu, ada nonton bareng (nobar) pemutaran film G.30 S/PKI diseluruh wilayah Indonesia, tahun ini perintah jelas dari pimpinan tidak ada.
Namun, Kodim 1416 Muna bekerja sama dengan FKPPI Muna tetap melaksanakan nobar pemutaran film tersebut di seputaran Tugu Jati Kota Raha, pada Rabu malam 29 September 2018.
“Itu tetap kita lakukan walau tidak ada perintah khusus dari pimpinan,” pungkasnya.(b)
Penulis: Sudirman Behima
Editor: Kas