PENASULTRA.COM, MUNA – Salah satu Agronomist Muda, Ando Hasrin asal Desa Banggai, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna yang sedang berada di Kalimantan Timur mendorong masyarakat petani dan Petani milenial Muna untuk mengembangkan sistem pertanian terpadu yang terintegrasi, dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat petani.
Sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan perlu dikembangkan karena saat ini banyak orang yang sudah sukses di bidang tersebut. Selain itu, pertanian terpadu bisa mewujudkan masyarakat Muna menjadi masyarakat yang maju, mandiri dan berdayasaing sesuai dengan cita-cita Bupati Muna LM Rusman Emba.
Hasrin menuturkan bahwa Konsep pertanian terpadu yang akan dikembangkan di Muna sejatinya bisa terlaksana dengan baik apabila antara masyarakat petani dan Petani milenial Muna bersinergi dengan Pemerintah dan semua Stekholder terkait. Sebagai anak rantau Muna yang berada di Luar daerah, ia siap membantu dan berkomitmen untuk kembali ke kampung halaman mewujudkan konsep pertanian terpadu yang berkelanjutan.
Sistem pertanian terpadu adalah sistem gabungan antara kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pariwisata dan ilmu lain yang berkaitan dengan pertanian dalam satu lahan.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk mencukupi kebutuhan jangka pendek, menengah dan jangka panjang para petani, yaitu berupa pangan, sandang dan papan. Target tersebut dapat terpenuhi dengan cara meningkatkan produktivitas lahan, program pembangunan wisata pertanian dan konservasi lingkungan, serta mengembangkan desa secara terpadu.
“Sistem Pertanian Terpadu merupakan suatu sistem menggunakan ulang atau mendaur ulang dengan memanfaatkan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang dibuat menyerupai cara alam bekerja”, kata Ando Hasrin melalui rilis persnya yang diterimah awak media ini, Rabu, 30 Desember 2020.
Menurutnya, pertanian yang baik ialah kegiatan pertanian yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem, sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap seimbang. Keseimbangan tersebut akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan secara efektif dan efisien.
Pada hakekatnya, pertanian terpadu adalah upaya memanfaatkan seluruh potensi energi agar dapat dipanen secara seimbang.
Kegiatan pertanian melibatkan makhluk hidup pada setiap prosesnya dalam jangka waktu tertentu pada proses produksinya.
“Melalui kegiatan pertanian terpadu, maka akan terjadi pengikatan bahan organik di dalam tanah dan penyerapan karbon yang lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional yang menggunakan pupuk kimia, seperti pupuk nitrogen dan lain-lain”, jelasnya.
Lanjutnya, agar manfaat sistem ini dapat diperoleh secara efektif dan efisien, maka kegiatan pertanian yang dilakukan secara terpadu dapat dibuat di suatu kawasan secara kolektif. Pada kawasan tersebut dapat dibuat beberapa sektor, seperti sektor produksi tanaman, pertanian, peternakan serta perikanan.
Sektor-sektor ini akan menjadikan suatu kawasan memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksinya tidak akan menghasilkan limbah, karena dapat dimanfaatkan oleh komponen-komponen lainnya. Selain itu, peningkatan hasil produksi dan penghematan biaya produksi juga dapat tercapai.
Keunggulan lain dari Sistem Pertanian Terpadu adalah petani dapat memiliki berbagai sumber penghasilan. Kegiatan pertanian ini juga memberikan perhatian terhadap diversifikasi tanaman dan polikultur. Polikultur adalah sistem budidaya pertanaman campuran yang dilakukan pada lahan yang sama.
Melalui sistem ini, petani dapat memperoleh sumber penghasilan dari menanam jagung, beternak ayam, kambing, serta menanam sayuran. Kotoran dari hewan ternak dapat digunakan untuk pupuk, serta hasil ternak dapat dikonsumsi sendiri.
“Saya berharap masyarakat petani dan petani milenial di Muna bisa mewujudkan konsep ini dan bersama-sama untuk menjadi ujung tombak untuk kesejahteraan masyarakat Muna di bidang Pangan”, tutupnya.(b)
penulis: Husain