PENASULTRA.COM, KENDARI – Persatuan Wartawan Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) berkabung. Salah seorang tokoh ‘pers tua’, H Remas Kusuma Djaya, tutup usia di rumahnya di Jalan Bunga Wijaya Kusuma, Kelurahan Lahundape, Kota Kendari, Sultra, Jumat 6 April 2018 malam.
Kabar meninggalnya wartawan senior itu, menyisahkan duka mendalam bagi pengurus PWI Sultra.
“PWI kehilangan sosok pengayom dan motivator. Almarhum memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap organisasi PWI,” ungkap Sarjono, Ketua PWI Sultra, Sabtu 7 April 2018.
Di mata Sarjono, mantan pengurus inti PWI Sultra itu adalah figur yang disiplin. Ia dikenal tegas dan tak segan menegur jika ada wartawan yang melanggar kode etik.
“Setiap rapat Almarhum hadir tepat waktu, disiplin napasnya. Kalau ada permasalahan organisasi, Almarhum selalu memberi solusi,” tutur wartawan LKBN Antara ini.
Dalam catatan hidupnya, pria kelahiran 6 Januari 1947 itu mengawali karier wartawannya sebagai seorang reporter RRI pada 1970-1979. Lalu, di 1982-1996, ia menjadi wartawan Mimbar Depdagri usai diangkat menjadi PNS.
Di pers umum selama kurun waktu 40 tahun, Remas pernah juga menjadi wartawan Harian Angkatan Bersenjata, Harian Suara Pembaruan dan Suara Karya.
Di PWI Sultra sendiri, Remas pernah menduduki posisi Ketua Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PWI Sultra, saat organisasi pers tertua itu dipimpin Kusnadi pada tahun 2007.
“Almarhum adalah sosok yang baik dan bersahabat khususnya dikalangan media. Beliau orangnya humoris dengan khasnya suara yang lantang dan suka bercanda. Beliau juga selalu memberikan pencerahan kepada junior-junior tentang bagaimana membuat berita yang baik,” kenang mantan Ketua PWI Sultra, Kusnadi yang juga merupakan Kepala Dinas Kominfo Sultra.
H Remas dikabarkan meninggal dunia akibat serangan jantung. Di rumah duka kini dipadati sejumlah insan pers, para kolega dan sahabat. Rencananya, Almarhum akan dikebumikan usai shalat Zuhur di tempat pemakaman umum (TPU) Punggolaka, Kendari.
“Selamat jalan sahabat, darma baktimu menjadi amal jariah dan kami akan meneruskan perjuangan profesi ini sebagai amal ibadah,” ucap Sarjono mengakhiri.(a)
Penulis: Mochammad Irwan