Diketahui, SPBU tersebut milik CV Nurmillah yang beralamat di Desa Wasalabose Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara.
Nampak dalam video tersebut dua orang anggota polisi yang disaksikan sejumlah warga sekitar sedang memeriksa pompa pertamax yang berisi pertalite.
“Saksikan semua yah. Kita tes, kalian jadi korban semua ini. Kita tes ini pertalite atau pertamax yah. Ini pertalite ini, dia ijo (warnanya). Kalau pertamax dia biru warnanya”, kata salah satu anggota polisi sambil memegang pompa SPBU yang diisikan di botol plastik.
“Jadi isinya apa ini, pertalite atau pertamax?. Pertalite. Pertalite toh? tanya anggota polisi yang dibenarkan warga sekitar.
“Baru dia jual dengan harga Pertamax, tapi pompanya ini pompa pertamax, meterannya juga meteran pertamax”, demikian percakapan dalam video yang beredar tersebut.
Kasat Reskrim Polres Butur, AKP Sumarno yang dikonfirmasi melalui telepon genggamnya mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan klarifikasi ke pihak depot Pertamina di Baubau.
“Kronologisnya ada yang menduga, tapi kita masih klarifikasi. Karena mereka pihak SPBU itu DO nya. Diantar dari sana (depot) yah pertamax. Ada yang komplain katanya itu bukan pertamax tapi mereka tau darimana kalau bukan pertamax. Kita cek dulu, klarifikasi ke depot di Baubau. Jadi nanti selesai klarifikasi baru kita jawab, apakah benar atau tidak”, kata AKP Sumarno.
Sementara itu, Askar selaku pemilik SPBU yang dikonfirmasi melalui telepon genggamnya enggan memberikan tanggapan karena alasannya sudah malam.
“Sudah anu ini, sudah apa namanya, sudah larut malam juga ini. Nanti pi toh”, kata Askar yang langsung mematikan panggilan telepon genggamnya.
Penulis: Husain