PENASULTRA.COM, RAHA – Seusai Pemilihan Umum 2019, publik mulai ramai perbincangan pemilihan kepala daerah (PILKADA) Muna 2020. Dua nama yang santer di sebut-sebut bahkan kerap di banding-bandingkan ihwal prestasi keduanya. Mereka adalah Bupati Inkumben Kabupaten Muna Rusman Emba dan Bupati Muna Barat L.M. Rajiun Tumada.
“Kalau bicara prestasi dua bupati ini saya rasa belum ada yang menonjol, masih datar-datar saja,” kata Sahrul, Ketua Jaringan kemandirian nasional (JAMAN) Sulawesi Temggara, melalui rilis yang di kirim di media ini, Sabtu 10 Mei 2019.
Menurut dia, sejauh ini dua bupati tersebut belum memiliki gebrakan kinerja yang berdampak pada perbaikan ekonomi dan kemajuan pembangunan baik di Muna induk maupun di Muna Barat. Sahrul menilai baik Rusman maupun Rajiun tidak memiliki konsep pembangunan dan program yang berbasis kreatifitas dalam meningkatkan kesejahteraan Rakyat maupun dalam hal pelayanan pada Masyarakat.
“Saya pikir masyarakat dua kabupaten ini tidak tuli, tidak buta bagaimana visi misi dua bupati saat kampanye menjanjikan sejumlah program unggulan tapi hingga kini belum ada yang terealisasi,” katanya.
Sahrul mencontohkan, sejumlah Program yang sudah diprogramkan oleh Pemerintah Pusat seperti Asuransi Gagal Panen, Kerja sama LPDP tuk meningkatkkan kesempatan Pemuda Muna dan Muna Barat untuk mendapatkan beasiswa S2/S3 dalam/Luar Negeri. Belum ada upaya serius untuk mendorong Industiri Pertanian dan Perikanan belum ada tanda-tanda dirintis oleh kedua Bupati. Jika dua bupati ini konsisten dengan janji politiknya saat mencalonkan diri sebagai bupati, kata mantan aktivis Makassar ini dua kabupaten sedarah ini tentu akan mengalami perubahan secara dratis, baik kemajuan sumber daya manusia maupun kemajuan ekonomi serta pembangunan.
“Jadi saya tegaskan baik Rusman maupun Rajiun tidak memiliki prestasi yang membanggakan,” katanya.
Di Muna Barat misalnya, Rajiun kata politisi PKB ini hanya menghabiskan waktu dan energi membangun pencitraan yang membutakan hati masyarakat.
Sejumlah program pembangunan mangkarak di antaranya Jalan Ring Road, sejumlah drainase yang ambruk menjadi perhatian serius masyarakat, genangan air yang memutus akses transportasi dan lain sebagainya.
Hal serupa juga terjadi di Muna Induk yaitu sejumlah persoalan serius yang kini jadi sorotan publik di antaranya pembangunan pusat kuliner tradisional mangkrak hingga jangka waktu yang telah di tentukan. Selain itu, persoalan penanganan sampah di pasar laino, pasar modern Raha kini hanya jadi tontonan masyarakat.
“Lalu apa yang di banggakan dengan dua bupati ini,” tekannya.
Dengan demikian, Sahrul menyarakan agar ke dua Bupati ini lebih fokus mengurus daerahnya masing-masing dengan lebih kreatif, jangan habiskan waktu dan energi berburu persetujuan pinjaman daerah. Rakyat butuh kerja yang lebih nyata dan terasa manfaatnya, jangan hanya retorika politik dua periode atau Migrasi Politik.
“Saya pikir ini yang di inginkan rakyat,” pungkasnya.(b)
Penulis: Yeni
Editor: Kas