PENASULTRA.COM, KENDARI – Komandan Korem (Danrem) 143/Halu Oleo, Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto angkat bicara mengenai tuduhan AS terkait isu adanya keterlibatan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam bentrok dua desa di Kabupaten Buton beberapa waktu lalu.
Bentrok tersebut, katanya, murni dilakukan para pemuda kedua desa, yakni desa Sampuabalo dan desa Gunung Jaya di Kecamatan Siotapina.
“Tuduhan ditujukan kepada anggota TNI atas nama Serka La Ode Sarawa, dirinya bersama keluarga melaksanakan cuti lebaran gelombang I di rumah orang tuanya tepatnya di desa Sampuabalo,” kata Kolonel Yustinus melalui pesan WhatsAppnya, Minggu 9 Juni 2019.
Menurutnya, saat kejadian, yang bersangkutan sedang kembali dari cuti melintasi Desa Gunung Jaya menuju ke Kantor Koramil 02/Pasar Wajo dengan mengendarai Toyota Hilux warna hitam Nopol B 9056 QT.
Di lokasi tersebut, La Ode Sarawa dilempari oleh kurang lebih 50 orang kelompok pemuda asal Desa Gunung Jaya.
“Hal ini mengakibatkan kerusakan pada kaca depan mobil dan pelipis kaca pintu kanan akibat lemparan batu,” ujarnya.
Ketika hendak menegur tindakan para pemuda pelempar batu, kata Kolonel Yustinus, La Ode Sarawa turun dari kendaraannya dan saat itu mengenakan seragam militer (PDL TNI). Karena sadar tentara yang jadi korban pelemparan batu, para pemuda tersebut melarikan diri.
“Yang bersangkutan kemudian melapor ke pos polisi yang terletak di desa Kuraa dengan melintasi desa Sampuabalo. Laporannya diterima oleh Brigpol La Heri dan Bripka Edi,” tambahnya.
Saat hendak menuju ke TKP, tambahnya, di TKP sudah terjadi bentrokan antara warga dua desa tersebut. Hal ini menyebabkan yang bersangkutan mundur 100 meter dari TKP.
“Adanya tuduhan bahwa yang bersangkutan memprovokasi masyarakat Desa Sampuabalo untuk bentrok dengan masyarakat Gunung Jaya adalah tidak benar,” tegas Kolonel Yustinus.
La Ode Sarawa, saat ini sedang dimintai keterangan di Denpom Kendari, namun hingga kini belum terbukti terlibat dalam bentrok tersebut. Apabila terbukti terlibat, oknum TNI melakukan proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
“Anggota kami adalah korban dari kerusuhan tersebut. Mohon rekan-rekan media agar ikut membantu menenangkan warga dengan pemberitaan yang positif demi terciptanya suasana aman dan damai di Buton,” tukas Danrem.(b)
Penulis: Luthfi Badiul Oktaviya
Editor: Yeni Marinda