Dituding Tak Punya Etika, Ini Jawaban Menohok Pemuda Buteng Community

PENASULTRA.COM, BUTON TENGAH – Perwakilan pemuda yang tergabung dalam Buteng Community dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Buton Tengah (Buteng) angkat bicara terkait adanya klarifikasi ajudan Bupati Buteng, Samsul Azrih yang diduga telah melakukan pengusiran terhadap sejumlah perwakilan pemuda di Kantor Bupati Buton Tengah pada Kamis, 25 Oktober 2018.

Dalam klarifikasi Samsul Azrih yang dimuat disalah satu media online menyebutkan bahwa alasan utama sehingga dirinya melakukan pengusiran tersebut dikarenakan perwakilan Buteng Community dan HPI tidak mematuhi peraturan protokoler dan tidak menghargainya sebagai ajudan bupati Buteng.

Mengenai hal tersebut, Ketua HPI Buteng, Siti Aisyah menilai, klarifikasi Samsul Azrih alias Urhab itu sangat mengada-mengada dan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

“Kita tidak langsung terobos masuk ketemu Pak Bupati, sekalipun saya dan teman-teman sudah sampaikan sebelumnya sama Pak Bupati kalau saya dan teman-teman mau ketemu. Saya masi tau aturan lah,” ucap Aisyah menangkis tudingan miring ajudan Bupati Buteng, Samahuddin, Jumat, 26 Oktober 2018.

Karena kesalnya, pada kesempatan tersebut, wanita yang juga berprofesi sebagai seorang jurnalis di salah satu media ternama di Sultra itu pun memperlihatkan bukti screenshot, panggilan keluar ke ajudan bupati yang dilakukannya melalui WhatsApp.

“Lihat panggilan keluarku, itu jam berapa? Itu pada saat kita di kantor bupati. Jadi tidak benar kalau kita langsung menerobos masuk ketemu Pak Bupati. Saat kami tiba disana ajudan itu tidak ada dan saya mencoba menghubunginya. Panggilanku baru berbunyi tiba-tiba dia sudah teriak keluar dari arah luar kantor,” beber Aisyah.

Ketua Komunitas Pecinta Alam (KPA), Jiming, yang juga ikut menjadi korban pengusiran ajudan ikut membenarkan hal tersebut.

“Kami juga sama dengan tamu-tamu lainnya menunggu di ruangan piket protokoler bukan langsung masuk di ruangan bupati. Hanya dianya saja entah lagi kenapa tiba-tiba teriak menyuruh kami keluar dari kantor bupati,” ujarnya kesal.

Jiming bahkan kembali menuding bahwa ajudan Bupati Buteng lah yang tak memahami tugasnya untuk menyiapkan dan mengatur penerimaan tamu-tamu bupati.

“Seharusnya dialah yang memberikan pelayanan keprotokoleran dengan baik, bukan meneriaki secara langsung tanpa sebab akibat,” semprotnya.

Bukti screenshot, panggilan keluar ke ajudan bupati yang dilakukan Aisyah melalui WhatsApp. FOTO: Istimewa

Sebelumnya, ajudan Bupati Buteng, Samsul Azrih mengamuk dan mengusir sejumlah pemuda di kantor Bupati Buteng, Kamis 25 Oktober 2018.

Sejumlah pemuda itu terdiri dari Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Buteng, Siti Aisyah dan beberapa perwakilan dari sembilan komunitas di Buteng serta Hima Buteng Baubau yang hendak bertemu Bupati Buteng, Samahudin.

Kedatangan mereka bertemu orang nomor satu di Buteng untuk membahas kegiatan yang digagas pemuda dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober mendatang sekaligus deklarasi Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Buteng di Pantai Wantopi.

“Kami datang disini secara baik-baik, mau ketemu Pak Bupati untuk membahas kegiatan memperingati hari Sumpah Pemuda yang kami akan rangkaikan dengan deklarasi GenPI Buteng di Pantai Wantopi yang nantinya akan mempromosikan pariwisata di daerah ini,” beber Abu Saliwu, salah seorang perwakilan dari komunitas pemuda Buteng seperti dimuat media ini sebelumnya, Kamis 25 Oktober 2018.(a)

Penulis: Amrin Lamena/Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed