Dosen PGSD UHO Beri Pelatihan Aplikasi Kinemaster Sebagai Media Pembelajaran Berbasis ICT Bagi Guru SD

PENASULTRA.COM, KENDARI – Melalui, program kemitraan masyarakat internal FKIP (PKMI-FKIP), Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari memberikan pelatihan aplikasi kinemaster sebagai media pembelajaran berbasis ICT bagi guru SDN 39 Kendari dan SDN 15 Kendari. Pelatihan tersebut digelar selama 6 bulan mulai bulan Juli sampai Bulan Desember 2023.

Dosen yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Dr. Izlan Sentryo, M.Pd.; Dra. Yoo Ekayana Kansil, M.Pd.; Hikmawati, S.Pd., M.Pd.; Waode Lidya Arisanti, S.Pd., M.Pd.; serta dua orang mahasiswa yakni Fuji Gatra Ningrum dan Fadhillah Istiqomah Waji.

Ketua tim kegiatan, Dr. Izlan Sentryo, M.Pd., mengatakanPeran Information and Communication Technology (ICT) dalam dunia pendidikan sangat besar dari segi manfaat dan kelebihan yang dimiliki yaitu memudahkan akses yang luas terhadap pendidikan, mampu meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran antara guru dan peserta didik. Menguasai ICT menjadi hal prioritas yang harus dipahami oleh semua guru sebagai standar kompetensi di era revolusi industri 4.0.

Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami dan menerima proses pembelajaran yang dilakukan guru. Melalui aplikasi KineMaster, seorang guru dapat dengan mudah mengembangkan media pembelajaran agar dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi dan lingkungan dari peserta didik.

“Maka permasalahan dalam PKMI ini adalah bagaimana kesiapan guru dalam mengemas bahan pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi teknologi pembelajaran. Kesiapan ini berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih inovatif untuk pengembangan karakter siswa yang berpijak pada Profil Pelajar Pancasila dengan pembelajaran berbasis ICT”, kata Dr. Izlan Sentryo, M.Pd dalam keterangan tertulisnya.

Menurutnya, salah satu yang harus difokuskan adalah bagaimana mengemas bahan pembelajaran dalam upaya melatih siswa untuk mengamati atau mengobservasi, mengeksplorasi, dan melakukan kegiatan yang mendorong kemampuan inkuiri lainnya yang sangat penting untuk menjadi fondasi sebelum siswa SD masuk ke jenjang SLTP.

Oleh karena itu, permasalahan mitra terkait gambaran situasi di atas adalah bagaimana meningkatkan kemampuan guru dalam mengemas bahan pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi Teknologi pembelajaran.

Saat ini, banyak guru SD yang selama mengajar hanya mengandalkan acuan ataupun contoh yang sudah ada. Guru SD tidak berani menuangkan kreativitas dengan pemikiran takut menyalahi aturan dan tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah.

“Tidak kita pungkiri sampai saat ini banyak guru SD yang masih menggunakan perangkat pembelajaran yang bukan karyanya sendiri. Perangkat pembelajaran masih dianggap sebagai sekadar dokumen yang perlu dimiliki guru dan bukan merupakan satu kesatuan utuh dengan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasinya. Akibatnya, terjadi ketidaksesuaian antara dokumen yang dimiliki guru dengan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasinya”, paparnya.

Terlebih lagi, munculnya revolusi elektronik berbasis internet membuat meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Izlan Sentryo memaparkan bahwa penduduk asli digital adalah para Milenial yang berjumlah sekitar 50% hingga 80% yang didominasi oleh anak-anak sekolah merupakan generasi Y, tidak lagi menggunakan buku teks digital, perangkat pembelajaran berbasis lunak, atau game yang berkonten pembelajaran di sekolah.

Kondisi yang ada seiring dengan tuntutan terhadap peningkatan kualitas pembelajaran yang menjadi fokus perhatian oleh pemerintah dan stake holder, memberikan “konteks beban” bagi guru SD, terlebih bagi guru-guru yang mempunyai kapasitas dibawah rata-rata dari aspek penguasaan materi maupun penguasaan TIK pembelajaran.

Uraian di atas, memberikan dampak kepada kesiapan guru dalam mengemas bahan pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi teknologi pembelajaran, khususnya kesiapan guru SD yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih inovatif untuk pengembangan karakter siswa yang berpijak pada Profil Pelajar Pancasila dengan pembelajaran berbasis ICT.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *