PENASULTRA.COM, BAUBAU – Rencana Ichal Pasakaly meluncurkan album baru bertajuk lagu Buton akhirnya sampai juga di telinga Hado Hasina.
Tidak hanya mendukung, Plt Wali Kota Baubau itu juga mengajak masyarakat Buton secara luas untuk turut mendoakan Ichal agar sukses mengangkat budaya dan sejarah Buton.
“Kita doakan semoga mengikuti jejak pendahulunya. Insya Allah masyarakat Baubau dan sekitarnya juga akan mendukung,” kata Hado Hasina belum lama ini.
Ichal Pasakaly merupakan salah seorang tokoh pemuda Kota Baubau pecinta sejarah dan budaya Buton. Pemilik nama lengkap Badnan Urep La Ode Alu itu mengaku, sejak 2002 lalu dirinya telah menciptakan lagu-lagu Buton.
“Untuk album yang sudah jadi sekarang berisi 11 lagu. Semua lagu baru yang saya buat tahun 2015 lalu,” ungkap Ichal, Minggu 29 Juli 2018.
Walau telah merampungkan video klip, album yang sudah direkam pada 2015 lalu itu belum juga dirilis. Mengenai hal ini, pria berusia 40 tahun itu ternyata mempunyai alasan tersendiri.
Ia mengakui dirinya menemui kendala dalam hal pendanaan untuk menggandakan kepingan album.
Olehnya itu, Ichal berharap ada sokongan bantuan materil dari para sponsor untuk penggandaan sekaligus launching album perdananya tersebut.
“Dalam proses pembuatan lagu hingga rekaman video klip, dana Rp50 juta yang saya kumpul selama ini habis,” aku Ichal seraya optimis album perdananya yang bakal dilaunching pada Oktober nanti meledak di pasaran.

Di kesempatan ini pula Ichal mengungkapkan keinginannya untuk bertemu gubernur Sulawesi Tenggara terpilih, Ali Mazi.
Di mata Ichal, Ali Mazi merupakan salah seorang tokoh yang sangat peduli dengan budaya Buton.
Untuk diketahui, dalam materi album perdana Ichal Pasakaly ini berisikan 10 lagu Buton baru berbahasa Wolio, Wakatobi, Muna dan Cia-cia yang belum pernah dirilis serta plus bonus satu lagu Buton yang di Indonesia-kan.
Ke 11 lagu tersebut masing-masing berjudul Butuuni Sabawaangi (Buton Seantero), Kaasi Uma Manga Bolimo, Somo Kapeelu Yinda Te Kapooli, Ko Imani Waoti, Kaporo Yinda Moko Kapadaa, Namisisu, Nomondawu Lalou, Namisi, Kumakatemo Waandi, Po Banti dan Negeri Seribu Benteng.(a)
Penulis: Mochammad Irwan