PENASULTRA.COM, KENDARI – Peristiwa tewasnya dua mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) Randi dan Yusuf Qardawi saat demo pada 26 September 2019 silam, yang kemudian dikenal dengan peristiwa Sedarah atau September Berdarah. Dan pada 26 September 2020 mendatang, peristiwa itu genap berusia satu tahun.
Salah satu elemen yang dipastikan bakal turut memperingati September Bedarah adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kendari (IMM-Kendari).
Asdul Febrianto Ketua Umum IMM Cabang Kendari mengungkapkan H-3 setahun tewasnya Randi-Yusuf belum ada kepastiaan hukum, mengingat lambannya kinerja kepolisian dalam penuntasan kasus ini.
“Kurang lebih setahun, kasus ini bergulir hanya Brigadir AM yang jadi tersangka sementara ada 2 korban yang meregang nyawa”, ujar Asdul Febrianto kepada awak media ini, Rabu, 23 September 2020.
“Kami mensinyalir bahwa masih ada pelaku lain dan ada potensi penembakan tersebut atas instruksi pimpinan, ini harus di ungkap”, tegasnya.
Ia menambahkan, pihaknya hanya meminta penegakkan hukum yang seadil adilnya.
“Jika tidak, kami dapatkan maka izinkan kami membuat keadilan sendiri bagi pelaku dan aktornya”, tegasnya.
Dalam aksi demo pada 26 September 2020 mendatang, lanjut Asdul, adalah momen untuk menggugah kesadaran bahwa ada kasus kematian putra bangsa yang telah kemperjuangkan agar reformasi tak dikorupsi yang belum dituntaskan oleh kepolisian.
“Saya baru terpilih sebagai ketua cabang, ini jadi momen awal untuk pertanggung jawaban nyata terhadap roh organisasi karna salah satu yg tewas tertembak adalah kader terbaik IMM” tutupnya.
Penulis: Akbar Tanjung