PENASULTRA.COM, BOMBANA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah mengeluarkan surat edaran tentang penerimaan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Berdasarkan surat edaran itu, KPU kabupaten kota diseluruh Indonesia untuk melakukan proses seleksi.
Untuk proses perekrutannya, Panitia Pemilihan tingkat Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemunguatan Suara (PPS) bisa koordinasikan ke Kepala Desa (Kades) dengan Kepala Sekolah (Kasek) setempat untuk bisa mengarahkan aparatnya.
Berdasarkan surat edaran tersebut, KPUD Bombana mulai melakukan proses seleksi melalui PPS masing-masing. Kendati dalam proses perekrutan KPPS banyak mengalami kendala, seperti yang terjadi di dapil V tepatnya di PPS Desa Tirongkotua yang merasa kesulitan mencari warga untuk bergabung menjadi KPPS karena bertentangan dengan PKPU. Dimana warga yang telah menjadi penyelenggara selama dua periode sudah tidak bisa lagi untuk di rekrut.
“Kami juga masih kesulitan dalam proses perekrutan. Padahal sudah disampaikan kepada semua masyarakat baik secara langsung maupun lewat pengumuman di mesjid. Tapi tidak ada yang datang,” kata anggota PPS Desa Tirongkotua Kamhar usai pelaksanaan rekapitulasi DPTb tingkat Kecamatan, Sabtu 9 Maret 2019.
Melihat kondisi itu, Kordinator Wilayah (Korwil) Kabaena, Abdi Mahatma menyampaikan kepada PPS untuk tidak patah semangat. Kata Abdi, yang bisa dilakukan sebagai alternatif semua panitia tingkat Kecamatan dan Desa diarahkan untuk berkordinasi kepada Kepala Desa dan Kepala Sekolah setempat.
“Bisa berkoordinasi dengan Kades/Lurah atau Kasek yang ada di wilayah bersangkutan agar mereka memerintahkan aparatnya untuk jadi KPPS,” ujar Abdi.
Bahkan, lanjut Abdi, jika di TPS A kekurangan jumlah KPPS sampai batas akhir rekruitmen, sementara di desa tetangga ada yang berlebih bisa ditugaskan untuk jadi KPPS di desa tetangganya.
Sementara itu, pengakuan salah satu warga Desa Tirongkotua inisial JN (36) yang enggan disebut namanya mengaku alasannya tidak tertarik untuk terlibat jadi KPPS hanya persoalan waktu dan honorium yang menurutnya tak sebanding dengan kinerja.
“Mending saya kerja kebunku. Kalau KPPS ribetnya minta ampun dari pagi sampai malam, sementara gajinya tak sebanding,” cetusnya.(b)
Penulis: Zulkarnain
Editor: Bas