Ketua MPM UHO: Kehadiran Presiden di Kendari Momen yang Tepat untuk Dikritik

PENASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Univesitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Baharuddin Yusuf mengungkapkan rencana kehadiran Presiden RI Joko Widodo di Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk meresmikan jembatan Bahteramas Teluk Kendari pada Kamis, 22 Oktober 2020 merupakan momentum yang tepat untuk menyampaikan kritikan dihadapannya.

Kata dia, Presiden tidak boleh menutup mata dan telinga, terkait adanya dua gejolak besar yang terjadi.

Pertama mengenai UU Omnibuslaw Ciptaker, yang mendapat banyak penolakan dari berbagai elemen masyarakat.

Kedua, kasus meninggalnya alm Randi dan alm Yusuf pada 26 September 2019 lalu yang sampai hari ini belum mendapatkan kejelasan dimata hukum.

“Ini merupakan momentum, hadirnya Presiden merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan kritikan dihadapan beliau. Presiden tidak boleh menutup mata dan telinga, ada dua gejolak besar yang terjadi”, ungkap Baharudin Yusuf melalaui rilis persnya, Rabu malam, 21 Oktober 2020.

Menurutnya, saat seluruh mahasiswa bergerak serempak pada tanggal 08 Oktober 2020 mengenai UU Omnibuslaw Ciptaker, Presiden tidak menemui masa aksi karena bertepatan dengan kunjungan kerja di Kalimantan Tengah.

Begitupula kasus pembunuhan alm Randi dan alm Yusuf yang sudah 1 tahun lebih lamanya namun belum ada penyelesaian secara hukum, ini telah menjadi asing ditelinga penguasa.

“Maka kehadiran Presiden RI ditengah-tengah kita, merupakan momentum terbaik, sudah waktunya mahasiswa bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo, oleh sebab itu mesti kita sambut sehangat-hangatnya dengan berbagai kritikan. Terhitung sejak terpilihnya beliau sebagai Presiden belum pernah sekalipun bertemu secara langsung oleh mahasiswa untuk membicarakan problematika yang terjadi di Negeri ini, maka besok adalah waktu”, pungkasnya.

Penulis: Husain