PENASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra), Moh. Edy Mahmud menyebut, ada lima golongan penyumbang ekspor terbesar di Sultra. Kelima golongan itu adalah pertama, besi dan baja. Kedua, biji logam, terak dan abu, ke tiga ikan dan udang, ke empat getah dan damar. Sedangkan kelima minyak atsiri, wangi wangian serta kosmetika.
“Ekspor Sultra November 2018 didominasi komoditi besi dan baja dengan nilai US$90,82 juta. Kemudian, komoditi biji logam, terak dan abu di urutan ke dua dengan nilai US$ 25,37 juta. Sedangkan komoditi ikan dan udang diurutan ke tiga dengan nilai US$ 2,51 juta,” ungkap Edy di ruang kerjanya, Rabu 2 januari 2018.
Ia mengatakan, BPS Sultra mencatat nilai ekspor Sultra US$ 199,29 juta atau mengalami kenaikan sebesar 15,26 persen jika dibandingkan ekspor Oktober 2018 yang tercatat US$103,50 juta. Sementara volume ekspor November 2018 tercatat 855,57 ton mengalami penurunan sebesar 10,12 persen dibandingkan ekspor November 2018 yang tercatat 951,94 ribu ton.
“Kenaikan terbesar ekspor Sultra pada November 2018 jika dibandingkan dengan Oktober 2018 terjadi pada komoditi besi dan baja senilai US$ 19,44 juta atau 27,24% persen,” paparnya.
Ia menjelaskan, perkembangan nilai ekspor Sultra menurut golongan barang Harmonized System (HS) 2 digit selama Januari-November 2018 memberikan kontribusi sebanyak 99,25 persen terhadap total ekspor. Kata dia, dari sisi pertumbuhan, ekspor lima golongan barang utama tersebut naik 212,14 persen terhadap periode yang sama pada 2017.
“Untuk negara tujuan ekspor tersebar pada benua Asia, Australia hingga Eropa. Dan negara tujuan utama Sultra pada November 2018 yaitu Tiongkok, India, dan Korea Selatan,” jelasnya.(b)
Penulis: Luthfi Badiul Oktaviya
Editor: La Basisa