PENASULTRA.COM, KENDARI – Maskapai penerbangan Lion Air kembali membuat ulah. Jadwal pemberangkatan dengan nomor penerbangan JT 997/660 melalui Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara tujuan Balikpapan, Kalimantan Timur pada Kamis 12 Juli 2018 pukul 16.40 Wita tertunda.
Atas penundaan dengan alasan tak jelas itu, lima penumpang yang transit di Bandara Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan terpaksa hanya bisa menahan kesal. Pasalnya, mereka ketinggalan pesawat tujuan Balikpapan.
“Kejadian seperti ini sudah kali ketiga saya alami. Dua kali dalam tahun 2018 ini,” ungkap Pusrin, salah seorang penumpang yang tertunda pemberangkatannya saat dihubungi melalui telepon selularnya, Kamis 12 Juli 2018 malam.
Karena kesal, warga asal Kabupaten Konawe Selatan itu bersama empat orang lainnya pun protes di loket perwakilan Lion Air yang ada di Bandara Hasanuddin.
“Hal ini sangat parah dan merugikan kami. Bukannya ingin cepat sampai tujuan malah membuat lama. Kalau tahu seperti ini, mending saya naik kapal Pelni saja,” kesal Pusrin diamini rekannya yang lain.
Senada, Hj. Saleh, penumpang lainnya juga mengaku kesal. Adanya keterlambatan ini (delay long), dirinya terancam tak sempat hadiri akad nikah keponakannya di Balikpapan.
“Masa pihak (Lion Air) Makassar sini ngaku tak ada konfirmasi dari Kendari bahwa delay. Pas kami tiba, pesawat ke Balikpapan udah berangkat,” semprotnya.
Atas kejadian ini, pihak maskapai Lion Air melalui surat keterangan bernomor 005/ID-UPG/II/2018 yang ditandatangani Hamsah selaku UPGCRO akhirnya meminta maaf. Sebagai kompensasinya, kelima penumpang selanjutnya diberangkatkan ke Balikpapan hari ini pukul 8.40 Wita menggunakan nomor penerbangan JT 672.
Tidak hanya itu, selama di Makassar sejak semalam, pihak maskapai terpaksa juga harus menanggung sewa hotel dan makan kelima penumpang yang batal berangkat.
“Ke depan, kalau bisa pihak Lion Air lebih meningkatkan pelayanannya sehingga hal ini tidak terulang lagi,” tutur Pusrin yang juga merupakan salah seorang tenaga pengajar di Kotabaru, Kalimantan Selatan.(a)
Penulis: Mochammad Irwan