PENASULTRA.COM, KENDARI – Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Lukman Abunawas benar-benar tak bisa menyembunyikan rasa kekesalannya lantaran ia tak dilibatkan dalam proses mutasi dan pelantikan pejabat eselon II dan III di Kantor Gubernur Sultra, kemarin.
Lukman mengakui dirinya sangat kecewa. Terlebih, saat ia tahu dirinya tak masuk dalam daftar pejabat yang diundang Pemprov Sultra. Padahal, hal teknis seperti ini sebelumnya telah ia sepakati bersama Ali Mazi.
“Sebaiknya libatkan wagub sesuai komitmen kami dengan pak Ali Mazi, urusan birokrasi wagub yang tangani. Sedangkan urusan pemerintahan dan investasi dihandel oleh Gubernur Sultra kendatipun keputusan tertinggi ada pada gubernur,” ujar Lukman dalam keterangan persnya, Selasa 8 Januari 2019.
Kekecewaan Lukman ini tak berhenti sampai di situ saja. Mantan Bupati Konawe dua periode itu lalu mengungkit kisah masa perjuangannya bersama Ali Mazi saat meraih simpati suara masyarakat Sultra.
“Ini janji pak Ali Mazi setiap kampanye serta pertemuan-pertemuan keluarga besar masyarakat Tolaki. Boleh tanya tokoh-tokoh masyarakat Tolaki atau tim inti AMAN,” bebernya.
Menurut ketua KONI Sultra itu, Sultra adalah milik bersama. Ada banyak suku di dalamnya seperti Buton, Tolaki, Muna, Moronene dan lain-lain. Olehnya itu, Lukman berharap, di Sultra jangan ada peng”kotak-kotak”an.
Tudingan Lukman ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari kacamatanya, saat pelantikan 42 pejabat eselon II dan III yang digelar, Senin 7 Januari 2019, 90 persen pejabat berasal dari wilayah Buton Raya, Tolaki hanya 1 orang.
“Ini bisa membahayakan rasa persatuan dan kesatuan sesama kita semua yang selalu akrab dengan penuh kekeluargaan. Saya tidak terima dengan cara-cara ini. Ingat waktu berjuang saat Pilkada semua sama-sama korban. Jadi kita harus sadar diri, apakah tepat langkah yang kita ambll atau keliru, tolong koreksi,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Ali Mazi-Lukman Abunawas merupakan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra terpilih periode 2018-2023. Keduanya resmi dilantik Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu 5 September 2018 lalu.
Berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan suara Pilgub Sultra di 17 kabupaten dan kota, pasangan berjargon AMAN ini unggul dengan perolehan suara sebanyak 495.880 atau 43,68 persen mengalahkan dua rivalnya.
Namun, baru berjalan empat bulan tiga hari, paket AMAN yang merupakan pasangan pilihan langsung masyarakat Sultra itu terlihat sudah mulai retak.
Apakah ini pertanda bahwa AMAN sudah tak seirama lagi?.(a)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed