PENASULTRA.COM, KONAWE – Di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat sebuah desa yang menyimpan potensi alam dan budaya yang luar biasa. Desa Baini, yang terletak di Kecamatan Sampara, kini menjadi fokus perhatian dengan rencana pengembangan Hutan Pinus Baini sebagai Eco Park.
Fior Yasrin, inisiator awal proyek ini, memiliki visi besar untuk menjadikan Baini sebagai desa wisata yang tidak hanya mempromosikan keindahan alam, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Proyek RURUHI, yang dipimpin oleh Fior Yasrin, merupakan hasil kolaborasi antara Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Baini, akademisi, dan Pemerintah Desa Baini. Dengan konsep Eco Park, Hutan Pinus Baini akan menjadi tempat edukasi, konservasi, dan area hiking camping terbuka yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
“Saya ingin menjadikan Hutan Pinus Baini sebagai Eco Park yang tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan konservasi lingkungan,” kata Fior Yasrin dalam wawancara dengan media ini pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Baini sendiri memiliki potensi alam yang luar biasa, dengan hutan pinus yang mengelilingi desa dan sentra produksi kerajinan tangan seperti Boru, tikar, dan lain-lain yang bahan bakunya berasal dari sekitar hutan Baini.
Dengan demikian, pengembangan Eco Park di Hutan Pinus Baini tidak hanya akan mempromosikan keindahan alam, tetapi juga mendukung perekonomian lokal.
Eco Park sendiri adalah konsep ruang terbuka hijau yang dirancang dengan mempertimbangkan aspek ekologis dan konservasi. Eco Park tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi dan estetika, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Beberapa manfaat dari Eco Park antara lain menyerap air hujan untuk mengurangi risiko banjir, menyediakan habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan, serta membantu mengurangi polusi udara.
Fior Yasrin telah memulai proyek ini sejak tanggal 1 Juni 2025, dan saat ini sudah memasuki bulan ketiga. Dengan tekad dan semangat yang kuat, Fior yakin bahwa Baini dapat menjadi desa wisata yang berbasis partisipatif dan ekologis.
“Target besar saya adalah menjadikan Baini sebagai Desa Wisata yang tidak hanya mempromosikan keindahan alam, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan sekaligus kekuatan baru ekonomi kreatif dimana pusat kerajian tangan berkembang pesat di Baini”, kata Fior.
Istaman, Ketua Pokdarwis Baini, berharap bahwa upaya konservasi dan edukasi lingkungan ini dapat mendapatkan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun stakeholder lainnya.
“Kami sangat berharap bahwa proyek ini bisa mendapatkan dukungan dari semua pihak untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan,” kata Istaman.
Dengan dukungan tersebut, Istaman bahwa Baini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Sulawesi Tenggara dalam mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis partisipatif, serta menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.
Penulis: Husaini